• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 28 September, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Nasihat

Rumah Kita Bukan di Sini

Oktober 24, 2021
in Nasihat
Rumah Kita Bukan di Sini

Rumah Kita Bukan di Sini (foto: pixabay)

86
SHARES
662
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Rumah kita bukan di sini. Rumah itu tempat menetap. Rumah juga tempat istirahat dari capek dan letih. Rumah adalah tempat di mana seharusnya kita berada. Dan rumah tempat kita menetap, istirahat, dan seharusnya berada; bukanlah rumah kita saat ini.

Semua kita memiliki rumah. Besar atau kecil, itu soal nasib. Yang penting, kita memiliki tempat untuk kembali dari berbagai kesibukan hidup. Tempat yang menjadi titik koordinat kita saat berada di bumi ini.

Hampir seumur hidup kita, rumah begitu sangat dekat. Wujudnya. Keadaannya. Serba-serbinya. Dinamikanya. Di situlah kita mulai membuka mata di pagi hari, dan memejamkannya di saat malam.

Rumah juga menyatukan cinta kita dengan keluarga. Di situ, kita seperti telanjang apa adanya. Tak ada yang ditutup-tutupi tentang kita. Baik buruk, kurang lebih, kasar lembut; semua terpajang jelas dalam rumah. Kita begitu menyatu dengan rumah.

Hari berganti pekan. Pekan berpindah menjadi bulan. Bulan bergulir menuju tahun. Waktu membentuk ikatan kita dengan rumah.

Rumah yang menyatu dengan jiwa kita bukan hanya fisiknya, tapi juga keadaannya. Semua ruang lingkup jiwa yang tumbuh dan berkembang di dalam rumah itu adalah bentuk lain dari rumah kita.

Mulai dari warna dinding hingga warna kehidupan di dalamnya. Mulai dari bersih kotornya lantai dan kaca jendela, hingga bersih kotornya jiwa kita di dalam rumah itu. Semua melekat dalam rongga-rongga rumah itu.

Jangan heran jika kemana pun kita pergi, rumah selalu menjadi tempat kembali yang paling dirindukan. Semewah-mewahnya hotel dan vila tempat kita bermalam, rumahlah yang paling ingin kita tinggali. Selezat-lezatnya restoran yang kita mampir untuk makan, rumah juga yang paling berkesan untuk kita cicipi lagi hidangan di dalamnya.

Baca Juga: Hadirkan Surga di Rumah Kita

Rumah Kita Bukan di Sini

Di rumah kita menjadi manusia apa adanya. Tidak ada pura-pura. Tidak ada takut di situ. Karena semua yang di dalamnya adalah cinta.

Sayangnya, memori kita terasa ada setelah menyatunya fisik dan ruh kita. Sebelum itu, semua seperti tak ada ingatan. Padahal, fisik kita hanya pinjaman sementara. Tak ubahnya seperti cashing ponsel yang berganti-ganti, tapi tetap dengan mesin yang sama.

Tak ada ingatan sedikit pun di mana kita sebelum berada di rumah kita saat ini. Sebelum, saat kita berada di rumah bersama ayah ibu, bersama suami istri, bersama anak cucu.

Bahkan, kita pun tidak tahu kenapa tiba-tiba berada di rumah itu. Kenapa tiba-tiba kita bersama mereka. Kenapa kita tiba-tiba mencintai mereka dan mereka pun mencintai kita.

Kita pun menjadi tidak tahu bahwa rumah kita sebenarnya bukan itu. Bukan di mana ayah ibu kita tinggal. Bukan di mana suami istri kita berada. Bukan pula di mana anak cucu kita tempati.

Rumah kita sebenarnya nun jauh di sana. Tempat di mana kita berasal untuk kemudian kembali lagi ke tempat awal.

Manakala kita “dipaksa” untuk kembali, orang-orang di sekitar rumah itu pun mengatakan, “Semua berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya.”

Itulah rumah kita yang sebenarnya. Rumah abadi yang akan kita tinggali untuk selamanya. Ke rumah itulah yang lebih pantas disebut pulang kampung.

Siapkan sebanyak-banyak bekal untuk pulang. Agar, pulang kita tidak menuju rumah yang buruk. Melainkan rumah yang indah dan menyenangkan. Jauh lebih indah dan menyenangkan dari rumah yang kita tinggali saat ini.
Kalau ada ungkapan hikmah mengatakan, rumahku surgaku. Maka, pepatah hikmah lain mengatakan, surga Allah itulah rumahku. (Mh)

Tags: Rumah Kita Bukan di Sini
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Masya Allah, Ini Cerita Ridwan Kamil tentang Bayinya Arkana Aidan Misbach

Next Post

Trump Jadi Presiden AS Pertama yang Dimakzulkan Dua Kali

Next Post
Trump Jadi Presiden AS Pertama yang Dimakzulkan Dua Kali

Trump Jadi Presiden AS Pertama yang Dimakzulkan Dua Kali

Setelah 19 Tahun di Penjara Israel, Tahanan Palestina Belajar untuk Hidup di Dunia yang Telah Berubah

Setelah 19 Tahun di Penjara Israel, Tahanan Palestina Belajar untuk Hidup di Dunia yang Telah Berubah

Pelajaran dari Belanda: Rasisme dan Etika Pejabat Publik

Pelajaran dari Belanda: Rasisme dan Etika Pejabat Publik

  • Bun, Yuk Kenali Gangguan Pencernaan pada 1.000 Hari Pertama Bayi

    124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7429 shares
    Share 2972 Tweet 1857
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1416 shares
    Share 566 Tweet 354
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3045 shares
    Share 1218 Tweet 761
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    4946 shares
    Share 1978 Tweet 1237
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    359 shares
    Share 144 Tweet 90
  • Bacaan Doa saat Duduk Tasyahud Akhir Lengkap Beserta Latin dan Terjemahannya

    1955 shares
    Share 782 Tweet 489
  • Untuk Pemula, Belajar Islam Mulai dari Mana?

    2971 shares
    Share 1188 Tweet 743
  • Orang yang Wafat Mengetahui Kondisi Keluarganya yang Masih Hidup (Bag. 1)

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Masjid Nurul Huda Jatimakmur Sebagai Masjid Paling Bersejarah di Bekasi

    146 shares
    Share 58 Tweet 37
  • Kisah Hasan bin Tsabit Dibayar Mahal untuk Menjelekkan Rasulullah, Tapi ini yang Terjadi

    495 shares
    Share 198 Tweet 124
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga