BAHAGIA itu bukan dalam kehidupan yang datar. Tapi dalam perjalanan naik turun yang menyimpan sejuta pengalaman.
Ada sejumlah hal aneh yang kadang kita rasakan. Misalnya, tidak sedikit orang yang mau membayar mahal untuk pengalaman yang menakutkan.
Cobalah perhatikan mereka yang antri untuk bisa merasakan wisata ‘dunia fantasi’. Mereka rela berkorban bukan untuk ‘dimanja-manja’. Tapi untuk dibuat ‘tidak enak’.
Ada pengalaman yang menakutkan, mendebarkan, melelahkan, dan lainnya. Semua terkemas dalam sebuah paket wisata yang tidak murah. Tapi, semua membayar dengan senang hati.
Keanehan lain juga terlihat dari dunia memancing. Memancing saat ini bukan hanya dilakukan para nelayan. Tapi juga mereka yang menjadikannya sebagai wahana wisata.
Perhatikanlah keanehan mereka. Mereka rela membayar mahal untuk bisa ikutan memancing di sebuah spot, seperti kolam yang sudah diisi ikan, atau ikutan motor boat untuk memancing di lautan.
Pertanyaannya, kalau memang mereka suka ikan, kenapa tidak membeli saja. Tidak perlu repot-repot, berlama-lama menunggu dapat ikan, berpanas-panasan, hujan-hujanan, dan lainnya.
Bahkan menariknya, tidak sedikit yang nggak suka makan ikan pun ikutan memancing meski harus bayar mahal. Kenapa?
Ada lagi wisata outbound. Dalam wisata ini, orang tidak disuguhkan berjalan rileks di taman bunga. Bukan juga duduk-duduk di tepian kolam indah yang menyejukkan mata.
Justru, mereka rela bayar mahal hanya untuk mengalami sensasi lain dari keadaan yang tidak normal. Seperti, naik turun gunung, menapaki jembatan tambang, perang-perangan, dan lainnya.
Kenapa hal yang tidak mengenakkan itu menjadi begitu menarik?
Inilah uniknya kehidupan. Perjalanan hidup yang datar bukan menyenangkan. Tapi justru sangat membosankan.
Dan kalau hidup sudah sangat membosankan, orang pun tak lagi merasa menarik untuk menjalani kehidupan. Di situlah fatalnya.
Sebenarnya, kehidupan yang selama ini kita jalani juga sudah memuat berbagai ‘permainan’. Ada wahana yang menyenangkan, ada yang menakutkan, ada sedih, dan lainnya.
Bedanya, wahana kehidupan yang alami bergulir di luar kendali kita. Tapi didesain langsung oleh Allah subhanahu wata’ala.
Kita tidak bisa memilih wahana kehidupan apa yang disukai. Begitu pun durasi waktu ‘permainannya’.
Namun tetap saja, Allah menyediakan kita kehidupan yang tidak datar dan membosankan. Tapi naik turun. Pada saatnya, kehidupan yang naik turun itu akan menjadi pengalaman mahal.
Jadi, kalau kita mengalami ‘benturan’ hidup, kesusahan, ketakutan, anggap saja kita sedang berada di wahana ‘dunia fantasi’ yang nyata.
Yang Allah ingin dapatkan dari kita dalam melalui ‘wahana-wahana’ itu ada dua hal: apakah kita bersyukur ataukah kita bersabar. Baik syukur maupun sabar, dua-duanya memiliki nilai luar biasa di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Jadi, nikmati saja aneka guliran perjalanan hidup ini. Tapi mintalah kepada Allah agar kita dianugerahkan akhir perjalanan yang baik atau husnul khatimah.
Karena itulah hakikat hidup bahagia yang sebenarnya. Duna dan akhirat. [Mh]