TERLALU fokus dan tegang bisa membuat perjalanan menjadi terasa lama. Rileks dan santai menjadikan lama perjalanan seperti tak terasa.
Pernahkah kita merasakan perjalanan ke suatu tempat menjadi begitu lama. Biasanya, perjalanan ke tempat baru yang belum pernah dikunjungi.
Hal ini karena hati dan pikiran kita begitu tertuju pada tempat baru. Sementara suasana perjalanan terabaikan begitu saja.
Barulah ketika perjalanan pulang, terasa tidak sejauh dan selama saat perginya. Hal ini karena kita mulai menikmati suasana perjalanan yang saat pergi tadi terlewatkan begitu saja.
Begitu pun ketika kita sedang dalam perjalanan menuju simpul-simpul hidup tertentu. Seperti ketika sedang menuju karir pendidikan, karir rumah tangga, karir di dunia kerja, dan lainnya.
Rasanya perjalanan menuju ke titik-titik itu begitu jauh dan melelahkan. Kalau bukan karena dorongan ekstra dari luar, rasanya ingin menyudahi cita-cita yang ingin dicapai. Kok nggak sampai-sampai, ya!
Kembali ke rumus di awal tadi. Hal ini karena kita terlalu fokus ke titik yang ingin dituju dan mengabaikan pemandangan indah selama perjalanan.
Padahal, jarak dan waktu tempuh merupakan sisi lain dari “hiburan” hati yang bisa dinikmati. Misalnya, dalam perjalanan itu ada pertemuan dengan orang-orang baik yang bisa menginspirasi pelajaran. Ada canda dan tawa dari mereka yang begitu memperdulikan kita. Dan lainnya.
Begitu pun dengan seribu satu hambatan. Hal ini tak ubahnya seperti rangkaian panjang anak tangga ketika perjalanan naik menuju puncak bukit. Lelah dan menyusahkan, memang. Tapi, semuanya akan terbayar saat pemandangan di titik tujuan menawarkan sejuta keindahan.
Jadi, nikmati saja seribu satu hambatan menuju cita-cita pendidikan. Nikmati juga ketika onak dan duri menghampar ketika karir kerja belum juga teraih.
Begitu pun saat badai terus saja mengguncang perjalanan menuju rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmah.
Kendalikan hambatan dan kesukaran perjalanan itu layaknya para perselancar mengendalikan ombak dan gelombang tinggi di lautan.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Fainna ma’al ‘usri yusra. Inna ma’al ‘ursi yusra.” Sesungguhnya mengiringi kesukaran itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan.
Selamat menikmati perjalanan panjang dan melelahkan. Lihatlah pemandangan di kanan dan kiri jalan. Boleh jadi, pemandangan selama perjalanan jauh lebih mengasyikkan dari keindahan di tempat tujuan. [Mh]