MARAH seperti sihir yang membuat orang hilang akal. Ia tidak lagi sadar mana air dan mana bensin.
Ada seorang ayah yang panik saat balitanya nangis tak terkendali. Ia sedang sibuk dengan pekerjaan di rumah. Sementara istrinya belum pulang dari tempat kerja.
Sambil terus sibuk dengan pekerjaannya, sang ayah meminta anaknya tidak menangis. Tapi, sang anak tetap menangis.
Sang ayah marah. Tubuh mungil sang anak pun ia “hukum” dengan tangan kerasnya. Ia tak lagi sadar bahwa sosok yang ia marahi adalah buah hatinya yang baru berusia dua tahun.
Tak lama, ia baru menyadari kalau jam minum susu sang anak sudah lewat dua jam.
**
Seorang ibu marah bukan kepalang karena kunci motornya tak ditemukan. Padahal, ia mau mengantar anak keduanya yang dirasa sudah telat ke sekolah.
Ia mencari kesana dan kesini, tapi kunci tak juga ditemukan. Ia pun langsung memarahi puteri pertamanya yang dinilai lalai meletakkan kunci motor.
“Makanya, kalau pakai motor, kuncinya ditaruh ke tempat semula!” hardiknya ke sang kakak yang bingung mau jawab apa.
Segala sumpah serapah sang ibu pun akhirnya keluar tanpa sengaja. Sang kakak pun menangis.
Karena kunci tak juga ditemukan, sang ibu membawa anak keduanya menumpang ojek. Saat akan membayar ojek, ia tersadar kalau kunci motor ada di dompetnya.
**
Sepasang suami istri membabi buta memarahi pembantu rumah tangganya karena lalai mencuci baju dan nyetrika.
Peristiwa itu terjadi saat keduanya baru pulang dari bepergian bersama dengan anak-anaknya di Ahad malam.
“Besok kami kerja mau pakai baju apa? Anak-anak sekolah seragamnya bagaimana?” ungkapnya bergantian.
Keesokan harinya, keduanya baru menyadari kekeliruannya saat seorang tetangga menceritakan kalau sepanjang pagi hingga malam kemarin, listrik mati total.
**
Mungkin, masih banyak kisah memalukan lain yang boleh jadi kita sendiri sebagai pelakunya. Kita marah, mencela, menghina, bahkan memukul.
Padahal, kesalahannya ada pada diri kita sendiri. Kita menjadi sangat bodoh saat sedang marah.
Seseorang pernah minta dinasihati Nabi. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Jangan mudah marah!” Berkali-kali orang itu minta dinasihati lagi. Dan lagi-lagi Nabi mengulang ucapan yang sama. (HR. Al-Bukhari) [Mh]