KENAPA ada Israel di Palestina? Tidakkah lebih mudah dan nyaman jika Israel memilih negeri-negeri di Eropa: sejuk, kekayaan alam melimpah, kesamaan ideologi, dan siap diambil alih.
Suatu kali, Ustaz Abdul Somad pernah bertanya kepada salah seorang dosen di Universitas Al-Azhar saat masih kuliah di sana. Dosen itu bernama Syaikh Muhammad Jibril.
“Wahai Syaikh, semua penguasa zalim di bumi ini Allah musnahkan. Namruz musnah, begitu pun Firaun, kaum Sodom, dan lainnya. Tapi kenapa kaum Israel masih leluasa membuat kerusakan di bumi hingga saat ini?” seperti itu kira-kira yang diucapkan UAS.
Syaikh Muhammad Jibril menjawab, “Dengan melalui keberadaan Israel hingga saat ini, kalian Allah berikan peluang untuk bisa masuk surga karena pahala berjuang melawan mereka.”
Dengan kata lain, ada rahmat Allah melalui kezaliman Israel yang ditujukan untuk umat Islam. Yaitu, tersedianya pahala dan surga yang Allah sediakan untuk mereka yang sabar berjihad melawan mereka.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya…” (QS. Al-Isra: 1)
Masjid Al-Aqsha berada di tanah Palestina. Artinya, Allah menyediakan keberkahan dari tanah Palestina yang saat ini dijajah Israel.
Palestina memiliki keberkahan karena di situlah para Nabi lahir, berjuang, dan syahid. Di situ pula para Nabi memiliki dan membina keluarga mereka. Turun-temurun di tanah itu tercahayakan dengan kelahiran Nabi dan Nabi.
Di tanah Palestina itu begitu banyak para syuhada menemui syahidnya. Dan pahala syahid merupakan di antara yang tertinggi dalam amal seorang muslim. Masuk surga tanpa hisab.
Pertanyaan tentang keberadaan Israel hingga kini ini juga mirip dengan keberadaan setan di dunia saat ini. Kenapa harus ada setan?
Karena dengan keberadaan setan, Allah subhanahu wata’ala menyediakan pahala untuk mereka yang terus sabar berjuang melawan kejahatan mereka.
Dunia ini hanya sementara. Pahala amal soleh itulah yang abadi, yang akan menjadi bekal kita di kehidupan akhirat.
Jadi, sikapilah tangga-tangga terjal berupa kejahatan Israel dan setan itu sebagai cara kita menggapai ketinggian dan kemuliaan sebagai hamba Allah.
Jangan pernah berpikir kenapa Allah masih memberikan sarana hidup untuk Israel dan setan. Tapi ambillah peluang amal soleh itu dengan terus berjuang hingga kematian datang. [Mh]