KENANGAN dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bukan berbentuk benda. Tapi nilainya takkan lenyap hingga akhir masa.
Hampir semua orang terkenal meninggalkan sebuah kenangan. Ada yang meninggalkan bangunan indah, penemuan maha karya, dan lainnya.
Dari kenangan yang bisa dilihat, disentuh, dan dibanggakan itu; generasi sesudahnya takkan berhenti mengaguminya. Terus diucapkan dari generasi ke generasi.
Pertanyaannya, apa kenangan yang ditinggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?
Ka’bah tidak dibangun oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, melainkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihimassolawatu wassalam.
Masjid Nabawi yang kini begitu indah, wujudnya bukan seperti itu di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sangat sederhana, bahkan tanpa bangunan atap.
Bagaimana dengan rumah indah yang pernah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tinggali? Tak ada! Karena rumah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah menyatu dalam bangunan Masjid Nabawi saat ini.
Bagaimana dengan pedang emasnya? Baju kebesarannya? Sorban indahnya?
Juga tak ada. Dan, tak seorang pun yang mencari-cari semua benda itu sebagai peninggalan yang berkesan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Lalu, apa yang membuat Nabi selalu diingat dan disebut-sebut jutaan orang di setiap generasi?
Selain Al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi dasar ajaran Islam, satu hal yang selalu melekat dalam diri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Yaitu, akhlak beliau.
Akhlak yang hidup dalam keteladanan inilah yang menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah teraplikasi dalam kehidupan nyata. Bukan sekadar teori dan hafalan.
Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berujar, Akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Al-Qur’an.
Akhlak mulia adalah kenangan paling indah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hal inilah yang menjadikan kita beda nilai dengan generasi sahabat radhiyallahum ajma’in. Kalau kita belajar Islam dari teori dan teks, sementara mereka mendapati Islam dalam kehidupan nyata bersama Nabi.
Pelajari sejarah kehidupan Nabi. Kenali lebih dalam tentang diri beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga beliau, sunnah-sunnah beliau, dan segala hal yang beliau ajarkan tentang cara hidup sehari-hari.
Ketika sunnah Nabi hidup dalam diri kita, kita akan seolah selalu hidup bersama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Itulah kenangan yang paling bernilai untuk kita.
“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu…” (QS. Ali Imran: 31) [Mh]