ASA itu harapan. Itulah tangga pertama meraih solusi. Tanpa harapan, tak akan ada pintu solusi.
Ada kisah menarik dari Nabi Ya’kub alaihissalam. Ayah dari Nabi Yusuf alaihissalam ini begitu lama kehilangan putera kesayangannya: Nabi Yusuf.
Kakak-kakaknya menceritakan bahwa Nabi Yusuf hilang dimakan srigala. Tapi, Nabi Ya’kub tidak yakin kebenaran cerita itu. Ia hanya bisa berharap bisa bertemu lagi dengan putera kesayangannya itu.
Namun, lebih dari sepuluh tahun, bukan hanya tentang Nabi Yusuf yang menemukan titik terang, adiknya pun ikutan hilang. Namanya Bunyamin. Ia saudara kandung dari ibu yang sama dengan Nabi Yusuf.
Kini, dua penyejuk mata hatinya hilang tak ada kabar. Nabi Yusuf hilang sejak kecil, sementara Bunyamin hilang setelah seorang pejabat tinggi Mesir menahannya karena tuduhan pencurian.
Putera-putera Nabi Ya’kub yang lain pun mulai menyesal atas perbuatan mereka. Mereka menampakkan rasa putus asa yang berat.
Nabi Ya’kub mengatakan, “Anak-anakku, pergilah kalian untuk mencari-cari kabar tentang Yusuf dan saudaranya. Janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah….” (QS. Yusuf: 87)
Harapan disebut dalam ayat ini dengan rahmat Allah atau kasih sayang Allah. Dengan kata lain, tak ada yang terjadi dalam alam raya ini kecuali sebagai kasih sayang Allah.
Kalau pun rasanya menyedihkan, menyusahkan; tidak lain sebagai bentuk ujian. Dan dalam ujian itu ada pahala dan ampunan dari Allah.
Allah ciptakan kita sebagai buah dari kasih sayang ayah dan ibu. Kita lahir pun dalam iringan kasih sayang ayah dan ibu. Kemudian tumbuh dan berkembang juga dalam naungan kasih sayang ayah dan ibu.
Itulah rahmat Allah yang jauh lebih besar dan lama dalam mengiringi kehidupan setiap manusia khususnya hamba Allah yang beriman. Kalau pun ada ujian, sifatnya hanya sesaat. Dan pasti, ada rahmat Allah di balik ujian itu.
Akan tiba masanya solusi datang. Kalau pun solusi tidak seperti yang diinginkan, proses mencari solusi itu juga bagian dari rahmat Allah. Karena dalam kesulitan, orang menjadi lebih dekat kepada Allah. Dan itu akan berbuah pahala yang banyak.
Hidup di dunia ini memang kisah panjang tentang jatuh bangun menghadapi ujian. Tapi di sisi lain, hidup juga bermakna seni meraih rahmat Allah.
Kita boleh jadi tidak seperti yang dialami Nabi Ya’kub dengan episode drama kehidupan yang begitu menyedihkan. Mungkin, jauh lebih ringan dari itu.
Inilah pelajaran berharga dari bekal kehidupan yang diajarkan dari kisah Nabi Ya’kub. Sesusah apa pun, sesulit apa pun perjalanan hidup; jangan pernah putus asa. Jangan pernah lari dari kasih sayang Allah. [Mh]