• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 17 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Nasihat

Idealisme Hidup Sederhana

November 4, 2025
in Nasihat
Orang Buta Lebih Empati dari Yang Normal

Ilustrasi, foto: satibal.com

66
SHARES
509
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

HIDUP sederhana itu tidak selalu karena keadaan. Banyak ulama yang justru sangat menikmati kesederhanaan.

Tentang ulama salaf yang hidup sederhana mungkin hal biasa. Tapi, bagaimana jika yang seperti itu justru ulama yang hidup di tengah gelimang kemewahan masa kini.

Sosok itu adalah KH Agus Salim, seorang pahlawan dan aktivis Indonesia. Para pemimpin Belanda menyebutnya dengan The Grand Old Man: Orang Tua yang Melegenda. Perjalanan hidupnya begitu menginspirasi banyak aktivis Indonesia.

Mungkin orang tak percaya kalau nama yang kita kenal itu bukan aslinya. Nama itu merupakan sebutan dari teman-temannya saat masih sekolah menengah di Surabaya. Karena orang tuanya tokoh, maka teman-temannya memanggilnya Gus. Dan karena nama ayahnya diakhiri kata Salim, maka teman-temannya pun menyebut Gus Salim yang akhirnya menjadi Agus Salim.

Nama aslinya Masyhudul Haq atau Pejuang Kebenaran. Lahir di Koto Gadang tahun 1884. Ia beruntung bisa mengenyam pendidikan di sekolah Belanda karena sang ayah yang bekerja di Kejaksaan Belanda di Indonesia.

Haji Agus Salim bisa dibilang jenius. Ia mampu menguasai 9 bahasa dengan belajar secara mandiri. Bahasa yang ia kuasai antara lain Belanda, Inggris, Arab, Jerman, Jepang, Turki, dan lainnya.

Tidak heran jika pemimpin Belanda di Indonesia memberikan posisi pekerjaan yang mapan. Antara lain, sebagai penerjemah dan juga sebagai anggota intelijen elit.

Untuk posisi yang terakhir itulah, justru Haji Agus Salim bertemu dengan Haji Oemar Said Cokro Aminoto, pendiri Sarikat Islam: seorang ulama yang juga pejuang kemerdekaan.

Awalnya ia masuk ke SI karena untuk memata-matai SI, justru menjadi pengikut militan dari HOS Cokro Aminoto. Ia banyak belajar dari guru Bung Karno ini.

Haji Agus Salim pun mundur dari semua jabatan di pemerintah Belanda di Indonesia. Ia memulai pergerakan untuk kemerdekaan Indonesia seperti yang ia pelajari dari gurunya itu.

Setelah merdeka, begitu banyak anak-anak muda potensial yang belajar darinya. Antara lain, Muhammad Natsir yang juga pemimpin Indonesia dan pendiri Dewan Dakwah, juga Mr. Mohammad Roem yang juga seorang diplomat seperti gurunya itu.

Jangan coba-coba berdebat dengan Haji Agus Salim. Dengan bahasa apa pun, ia akan selalu menang.

Seorang atasannya yang Belanda pernah menyindirnya, “Kamu merasa orang yang paling pintar?”

Haji Agus Salim menjawab, “Ya tidak. Masih banyak orang yang lebih pintar dari saya. Tapi sejauh ini, saya belum pernah bertemu dengan mereka!”

Ada sebuah pertanyaan ‘nyeleneh’ yang ia lontarkan kepada seorang guru ngaji: “Apakah Adam dan Hawa punya pusar?”

Sang guru ngaji merasa pertanyaan anak muda ini tidak bermutu. Ia pun menjawab, “Ya ada lah. Adam dan Hawa kan juga manusia seperti kita.”

Agus Salim berkilah, “Setahu saya pusar itu organ yang Allah ciptakan untuk penghubung atau penyuplai makanan dari ibu ke janin. Bukankah Adam dan Hawa tak pernah dilahirkan!”

Spontan, sang guru ngaji kelabakan dengan ucapan Haji Agus Salim itu.

Hidup Sederhana

Bagian inilah yang paling menarik dari Haji Agus Salim. Sejak ia mundur dari segala jabatan yang diberikan pemerintah Belanda, ia begitu menikmati hidup sederhana.

Sejak itu, ia tak pernah memiliki rumah. Ia tinggal berpindah-pindah di kawasan Jakarta sebagai ‘kontraktor’ alias ngontrak. Kontrakan yang ia tinggali berada di gang-gang sempit di kawasan Tanah Abang, Jatinegara, Petamburan, dan lainnya.

Pernah suatu kali, ada tamunya yang prihatin dengan rumah Haji Agus yang bocor besar. Tapi, istrinya yang bernama Zaitun Nahar bergegas mengambil ember mewadahi tumpahan air.

Haji Agus Salim pun mengajak anak-anaknya bermain perahu-perahuan kertas di atas air di ember wadah bocoran itu. Dari pernikahan ini, Allah menganugerahinya 11 orang anak.

Ketika menjadi diplomati RI di dunia internasional, kiprahnya begitu fenomenal. Bahkan, dunia mengakuinya sebagai diplomat pertama RI yang dikenal dunia sebagai The Grand Old Man.

Haji Agus Salim bukan berlatar belakang orang miskin. Ia dan keluarganya adalah orang kaya. Kiprah dan jabatannya di republik ini juga bukan abal-abal. Haji Agus Salim adalah satu dari sembilan orang yang merumuskan pembukaan UUD 1945, pernah menjadi Menlu, diplomat, dan lainnya.

Namun, di akhir hayatnya, pada 4 November 1954, ia wafat di rumah kontrakan di gang sempit di kawasan Jakarta. Masya Allah.

**

Dunia itu manis dan menggiurkan. Ia bisa menggoda siapa pun yang mendekatinya. Tanpa ‘pandang bulu’: paham agama atau tidak.

Untuk banyak ulama dan aktivis memandang bahwa dunia itu hanya tempat singgah sesaat. Seperti itulah yang pernah diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kemuliaan seseorang ternyata memang bukan pada apa yang ia punya dan tahu. Melainkan pada apa yang ia kerjakan. [Mh]

 

 

 

Tags: Idealisme Hidup SederhanaKH Agus Salim
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Tanjung Kelayang Hadirkan Pengalaman Wisata dengan Keaslian Alam dan Budaya Belitung

Next Post

Shalat Tahajjud Berjamaah atau Sendiri?

Next Post
Umatku

Shalat Tahajjud Berjamaah atau Sendiri?

Bayi Prematur Rentan Terjangkit Virus RSV dan Alami Dampak Lebih Serius

Bayi Prematur Rentan Terjangkit Virus RSV dan Alami Dampak Lebih Serius

Cara Menerima Ketentuan Allah dengan Ikhlas

Ilmu Ikhlas Tingkat Tinggi

  • Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    125 shares
    Share 50 Tweet 31
  • The Ultimate Acropolis, Mengunjungi Spot Yunani Kuno yang Mengagumkan

    182 shares
    Share 73 Tweet 46
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7629 shares
    Share 3052 Tweet 1907
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5133 shares
    Share 2053 Tweet 1283
  • Doa Nabi Musa Saat Meminta Jodoh

    243 shares
    Share 97 Tweet 61
  • Heboh Perias Pengantin Hijaber Asal Lombok yang ternyata Pria

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Majelis PAUD Dikdasmen PCA Batang Gelar Festival Milad Muhammadiyah ke-113

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Kualitas Udara Memburuk, New Delhi India Menutup Semua Sekolah Darah

    90 shares
    Share 36 Tweet 23
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3202 shares
    Share 1281 Tweet 801
  • Mukmin yang Kuat Lebih Allah Cintai

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga