ChanelMuslim.com- Harapan itu secercah cahaya di ruang gelap. Meski kecil, ia akan membuat gelap tidak hitam pekat. Melainkan abu-abu, antara hitam dan putih.
Hidup ini ujian. Hidup ini diliputi beban. Hidup ini jalan terjal yang membutuhkan kerja keras. Karena itu, selalulah berharap agar energi gerak bisa tetap menyala.
**
Tiap kali pasien mengungkapkan rasa sakitnya. Dokter biasanya menyimak. Dia mengangguk pelan, kemudian menampakkan wajah ramah.
Dokter akan mengatakan, “Penyakit Anda tidak berat. Hanya butuh beberapa obat dan istirahat. Dua atau tiga hari lagi juga akan sembuh!”
**
Seorang ibu menanyakan cita-cita anaknya. Sang anak berkilah, “Aku tidak akan jadi apa-apa!” Sang ibu tertegun. Ia menanyakan lagi, “Memangnya kenapa?” Anak itu menjawab, “Karena kita miskin!”
Ibu yang bijak akan mengatakan, “Siapa bilang orang miskin tidak bisa jadi apa-apa. Banyak sekali orang sukses yang dulunya pernah miskin. Jauh lebih miskin dari kita!”
**
Di masa Khalifah Umar bin Khaththab, ada seorang ibu sedang merebus sesuatu. Terdengar juga seorang anak yang merintih pelan, “Bu, aku lapar…” Sang ibu menjawab lagi, “Sabar. Nanti masakannya matang.”
Umar akhirnya menyadari kalau ibu itu tidak memasak makanan. Melainkan, batu. Umar pun memikul sendiri makanan sebenarnya untuk dimasak sang ibu.
**
Tiga penggalan kisah di atas bersinggungan di satu titik tema yang sama. Yaitu, harapan. Harus selalu ada harapan. Meskipun sangat kecil.
Energi jiwa akan selalu menyisakan bara jika harapan masih ada. Energi inilah yang menyeimbangkan jiwa sehingga hidup bisa terus bergelora.
Secara agama, harapan bahkan tergantungkan dalam tataran ideal. Allah subhanahu wata’ala kerap menyebut, “Wal ‘aaqibatu lil muttaqiin.” Akhir yang baik untuk orang-orang yang bertakwa.
Di ayat lain, Allah juga berfirman, “inna ma’al ‘usri yusra. Fainna ma’al ‘usri yusra.” Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
Jadi, segelap apa pun ruang masalah yang menyekap kita, jangan pupus secercah cahaya harapan meskipun sangat kecil. Yakinlah, bahwa harapan selalu ada. [Mh]