UCAPAN ibu begitu ‘keramat’ untuk anak-anaknya. Baik buruknya, bisa dikabulkan oleh Allah.
Ada sebuah kisah menarik di Riyadh, Arab Saudi, beberapa puluh tahun lalu. Kisah diawali dengan seorang bocah laki-laki yang sedang bermain tanah di halaman rumah.
Di saat yang sama, sang ibu tengah menyiapkan hidangan istimewa. Hidangan itu dimaksudkan untuk menjamu tamu sang ayah.
Tamu pun sudah tiba. Sang ayah menyambut tamu dan mempersilakan duduk di tempat yang sudah disediakan.
Yang dinanti pun tiba. Sang ibu membawakan sejumlah hidangan. Hidangan pun tersaji dengan begitu menarik.
Namun, di saat tuan rumah dan tamu akan menyantap hidangan, tiba-tiba bocah yang bermain tanah tadi masuk ke ruangan tempat tamu berada.
Kedua tangannya ternyata masih menggenggam tanah halus. Dan persis di depan hidangan yang akan disantap, sang bocah melemparkan semua yang di tangannya ke arah hidangan.
Semua terkejut. Termasuk sang ibu yang langsung menarik putera kecilnya ke luar ruangan. Ia marah sambil mengatakan, “Idzhab. Ja’laka imaaman lil haramain!” Pergi sana, silakan menjadi imam Masjid Al-Haramain.
Puluhan tahun pun berlalu sejak peristiwa itu. Bocah yang menyiram tanah ke hidangan jamuan itu kini sudah dewasa. Ia bernama Syaikh Abdurrahman As-Sudais: Imam Masjid Al-Haramain.
**
Doa ibu itu mustajab. Baik itu doa yang bagus maupun buruk. Baik itu diucapkan secara sadar ataupun dalam keadaan emosi.
Berusahalah sekuat tenaga, duhai ibu, untuk selalu mengucapkan yang baik pada anak. Karena boleh jadi, Allah akan menjadikan ucapan itu menjadi kenyataan. [Mh]