ChanelMuslim.com- Hasad boleh jadi awal mula penyakit hati. Ia ada sebelum manusia ada. Dan karenanya, hamba mulia menjadi hina dina.
Hasad atau dengki merupakan penyakit hati yang boleh jadi pertama kali ada. Bukan manusia yang dihinggapinya. Karena manusia saat itu belum ada. Melainkan, seorang hamba Allah yang sebelumnya mulia tapi akhirnya menjadi hina.
Tafsir Ibnu Katsir mengisahkan tentang ini. Tentang kisah hamba Allah yang tersiksa karena dengki. Ia bernama Iblis, seorang makhluk Allah dari golongan jin.
Ketika Allah mengabarkan bahwa akan ada makhluk baru bernama manusia, seluruh makhluk Allah yang mulia menyimak. Di antara mereka ada malaikat dan Iblis.
Kelak, manusia akan menjadi makhluk mulia. Mereka akan menjadi khalifah di muka bumi. Salah seorang dari mereka, namanya akan disandingkan dengan nama Allah subhanahu wata’ala yang mulia dan agung.
Iblis bertanya-tanya, siapa manusia itu? Ia terus terusik dengan kabar itu. Selama ini, ia merasakan bahwa dirinyalah yang paling mulia. Ia bahkan pernah ditugaskan Allah sebagai penjaga langit dunia. Ia juga pernah memimpin penumpasan kaumnya yang zhalim di muka bumi.
Tapi, siapa itu manusia. Iblis lagi-lagi mengingat-ingat nama itu. Ia pun berhasil menemui jasad Adam, manusia pertama yang Allah ciptakan. Adam waktu itu belum dihidupkan.
Iblis mendatangi jasad itu. Ia mencermati di mana kemuliaan makhluk ini di banding dirinya. Kenapa makhluk ini yang menjadi khalifah di muka bumi, bukan dirinya dan keturunannya kelak.
Merasa belum cukup hanya mencermati dari luar, Iblis memasuki seluruh bagian dari jasad Adam. Ia lagi-lagi mencari di mana sisi mulianya.
Akhirnya, Adam pun Allah hidupkan. Allah ajarkan Adam dengan sebagian ilmuNya. Kemudian, Allah perintahkan para malaikat termasuk Iblis untuk sujud sebagai penghormatan.
Semua malaikat sujud. Kecuali, Iblis. Kenapa? Kenapa Iblis tak berkenan, bahkan membangkang.
Iblis merasa dengki dengan anugerah Allah kepada Adam. Ia merasa bahwa Adam tak pantas memperoleh kemuliaan seperti itu. Dirinyalah yang pantas.
Ia pun mencari cara agar anugerah itu lenyap dari Adam. Salah satunya, dengan tidak memberikan penghormatan.
Hasad telah mengungkung Iblis dalam lupa tentang satu hal yang mendasar. Ia lupa bahwa perintah memuliakan Adam bukan karena istimewanya Adam. Tapi karena itu perintah Allah.
Hasad pula yang menenggelamkan Iblis dalam igauan tentang dirinya. Ia merasa lebih baik dari Adam. Ia merasa lebih senior dari Adam. Hasad telah membangkitkan sifat sombong Iblis.
“Ya Allah, aku tidak bersujud pada Adam karena aku merasa lebih baik darinya. Kau ciptakan aku dari api, sementara ia Kau ciptakan dari tanah.”
Ketika Allah mengusir Iblis dari majelis mulia itu, hasadnya kian tak terkendali. Iblis mengatakan, “Ya Allah, tundalah kematianku hingga hari kiamat. Aku akan menyesatkan anak-anak Adam semuanya. Sehingga tidak banyak dari mereka yang menyembahMu.”
Itulah hasad pertama dan abadi dari seorang makhluk Allah yang bernama Iblis. Hasad yang telah menyiksanya di alam dunia hingga akhirat. Hasad yang mencabut kemuliaannya menjadi hina dina.
Adakah cikal bakal penyakit itu hinggap dalam hati kita? Salah satu awal mula hasad adalah kekaguman terhadap anugerah Allah pada seseorang. Bukan pada orangnya, tapi pada anugerahnya.
Kekaguman itu pun berkembang menjadi pembandingan. Kenapa dia yang dapat, bukan saya. Barulah muncul, apa istimewanya dia di banding saya.
Ketidaksukaan terhadap seseorang karena hasad bukan karena orangnya. Tapi karena gugatan dirinya kepada Allah yang tidak menganugerahkan itu kepadanya. Kenapa bukan saya yang dapat itu.
Obatnya sederhana. Ketika ada anugerah Allah terlimpah kepada seseorang, bukan kita, jangan fokus pada anugerahnya. Tapi langsung kepada Allah.
Kalau kita ingin juga mendapatkan itu, langsung minta kepadaNya. Mintalah dengan upaya maksimal yang kita bisa. Setelah itu, serahkanlah semuanya kepada Allah. Terus bersabar dan tetap bersyukurlah.
Maha Benar Allah dalam firmanNya…
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Dan janganlah kamu pusatkan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami coba mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaha: 131).
[Mh]