ChanelMuslim.com- Pada zaman dahulu, orang kesulitan jika ingin menitipkan uang atau emas. Tidak heran jika ada yang menyimpan uang atau emas mereka di bawah kasur, bawah lantai rumah, kolong lemari, dan lainnya.
Kerumitan kian menjadi jika barang berharga tersebut dalam jumlah besar. Tentu tidak akan cukup di bawah kasur, lemari, bawah lantai, dan seterusnya.
Di zaman Nabi saw., para sahabat, dan tabiin; orang-orang kaya ada yang menitipkan harta mereka ke orang-orang saleh yang kuat dan amanah. Salah satunya, Zubair bin Awwam radhiyallahu ‘anhu.
Ketika beliau dalam keadaan menjelang wafat, harta-harta itu ia titipkan kepada putera beliau, Abdullah bin Zubair. Abdullah adalah seorang sahabat Nabi saw. yang tidak kalah kuat dan amanahnya seperti sosok sang ayah.
Berapa harta yang diamanahi kepada Zubair dan kemudian diteruskan kepada puteranya, Abdullah? Perkiraannya, 2,2 juta dinar. Kalau 1 dinar bernilai 2,4 juta rupiah, bisa ditaksir betapa banyaknya harta titipan tersebut.
Zaman kini, orang menitipkan uang dan benda-benda berharga mereka ke bank. Mereka tak perlu gusar kalau hartanya dicuri atau hilang. Karena pihak bank akan mengganti. Tentu dengan nilai jasa yang mereka saling sepakati.
Sebuah terobosan baru tentang transportasi, yaitu pesawat terbang. Dengan pesawat, jarak yang jauh bisa terasa dekat. Yang biasa ditempuh dalam waktu puluhan jam bahkan hitungan hari, bisa ditempuh sangat cepat.
Jakarta menuju Pangkalpinang yang bisa ditempuh dalam hitungan hari dengan mobil dan kapal, hanya butuh waktu satu jam dengan pesawat. Hemat waktu, hemat tenaga.
Dengan keberadaan pesawat ini pula, ulama membahas ulang soal rukhshah atau keringanan shalat jama’ dan puasa wajib. Dari nilai jarak memang ada rukhshah. Tapi jika dengan pesawat, rukhshah seperti tak lagi dibutuhkan.
Sisi keunggulan pesawat memang melampaui semua kendaraan yang ada di bumi. Tapi, sisi bahayanya juga tak kalah melampauinya dengan mobil, kereta, bahkan kapal laut sekalipun.
Kalau mobil, kereta, dan kapal mengalami mogok mesin, resikonya perjalanan bisa tertunda. Tapi bagaimana jika yang mogok mesin pesawat terbang yang sedang mengudara dengan ratusan penumpang? Wow, tak ada kata tunda.
Kembali ke bisnis titip harta berharga seperti uang dan emas. Jika yang dititipkan hilang atau kecurian; bank akan ganti seutuhnya. Tapi bagaimana dengan pesawat terbang.
Bisnis pesawat terbang seperti bisnis titip benda yang paling berharga yang dimiliki manusia. Apalagi kalau bukan nyawa.
Kalau uang atau emas yang dititipkan ke bank hilang bisa diganti. Tapi, bagaimana jika nyawa yang melayang. Tak akan bisa terganti dengan nilai apa pun.
Nyawa hanya satu, sekaya apa pun dan seberkuasa bagaimana pun seseorang. Jika yang hanya satu ini hilang, tak akan bisa tergantikan untuk selamanya.
Wahai para pebisnis pesawat terbang, yang tertitipkan kepada Anda adalah nyawa. Sekali lagi, nyawa dan nyawa. Jangan pernah bermain-main dengan nyawa manusia, sebesar apa pun keuntungan yang Anda raup.
Dan wahai para konsumen, yang kita titipkan ke mereka bukan uang atau emas yang bisa kita maklumi jika hilang, karena gantinya bisa dikejar. Nyawa kita hanya satu, telitilah kepada siapa akan kita titipkan, semurah apa pun biaya jasa yang mereka tawarkan. (muhammad nuh)