ADIL itu ciri takwa. Meskipun, terhadap musuh atau pihak yang memusuhi kita.
Ada kisah menarik dari panglima Islam dari Damaskus. Ia bernama Shalahuddin Al-Ayyubi. Sosoknya terkenal bukan hanya di pihak Islam, melainkan juga di kalangan Eropa, hingga saat ini.
Perang yang membawa kesohoran Shalahuddin adalah Perang Sabil atau Salib. Perang ini berlangsung bertahun-tahun di akhir abad ke-11 masehi.
Salah satu kisah menariknya adalah peperangan memperebutkan Al-Quds antara pasukan Islam dengan pasukan salib yang dipimpin langsung oleh raja-raja Eropa. Antara lain, Raja Philip II dari Prancis, Raja Frederick Barbarosa dari Roma, dan Raja Richard I dari Inggris.
Mereka berhasil melewati wilayah Suriah saat ini dan mulai masuk ke wilayah-wilayah Palestina.
Namun, dari tiga raja itu, Raja Richard yang paling gigih dan unggul hingga nyaris mengalahkan pasukan Shalahuddin. Bahkan, sempat menjadikan pasukan Shalahuddin bertahan di Al-Quds.
Namun begitu, perang antara keduanya tidak selalu menoreh kisah luka dan darah. Bahkan ada juga hal unik yang dianggap Raja Richard sebagai hal sangat aneh.
Suatu kali, Raja Richard sakit saat dalam suasana perang. Ia tak lagi terlihat memimpin pasukan. Yang bisa dilakukannya hanya berbaring di tenda pasukan dan mengatur pasukan dari dalam tenda.
Mendapati berita itu, suatu hal yang tak disangka Raja Richard dilakukan oleh Shalahuddin. Ia memberikan sinyal damai atau gencatan senjata untuk sementara. Dan hal itu disambut baik Raja Richard.
Bukan itu saja, ada utusan dari Shalahuddin yang merupakan seorang dokter. Dokter ini sengaja diutus Shalahuddin untuk mengobati Raja Richard. Bersama dengan dokter, Shalahuddin juga mengirimkan makanan dan minuman.
Awalnya Raja Richard curiga. Tapi setelah melalui pemeriksaan, ia yakin kalau utusan itu memang seorang dokter dan dipersilakan untuk memeriksa dan mengobatinya.
Di momen yang lain, kuda andalan Raja Richard sakit dan akhirnya mati. Shalahuddin mengutus utusan untuk menyampaikan hadiah berupa kuda unggul untuk musuhnya itu.
Dari sederet peristiwa yang di luar nalar itulah, Raja Richard akhirnya mendapatkan gambaran yang berbeda tentang Shalahuddin. Sebuah gambaran sosok panglima yang bukan hanya piawai di medan perang, tapi juga bijaksana dalam memperlakukan musuh.
Meski dalam hubungan perang, dua panglima tidak tertutup kemungkinan untuk bisa menjalin persaudaraan dan persahabatan. Dan hal itulah yang diperlihatkan Shalahuddin kepada raja-raja Eropa yang bersemangat menggelorakan perang salib saat itu.
Akhirnya, akhir dari Perang Salib III itu berujung pada perjanjian damai. Pasukan raja-raja Eropa kembali ke negara mereka masing-masing, sementara Yerusalem diperbolehkan untuk dikunjungi warga Kristen Eropa untuk berziarah. Para peziarah dijamin aman dan tidak dipungut biaya apa pun.
Ada surat pribadi yang dikirim Raja Richard kepada Shalahuddin. Isinya: aku akan kembali untuk menaklukan wilayahmu. Shalahuddin membalas surat itu: aku akan sangat senang jika dikalahkan oleh pasukan yang dipimpin olehmu.
Sebegitu harumnya sosok Shalahuddin Al-Ayyubi di wilayah Eropa, bahkan Inggris moderen memberikan nama salah satu produk kendaraan lapis bajanya dengan nama Alvis Saladin atau FV601.
**
Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum menjadikanmu tidak mampu berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (QS. Al-Maidah: 8) [Mh]