SIAPA yang menghidupkan sunnahku, maka sungguh ia mencintaiku. Dan siapa yang mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga. (HR. At-Thabrani)
Sebuah kisah menarik tentang salah satu perjalanan Imam Abu Dawud mencari hadis ke negeri seberang. Saat itu, ia menumpang sebuah kapal.
Tak lama kapal berlayar, terdengar dari daratan seseorang bersin dan mengucapkan ‘alhamdulillah’. Imam Abu Dawud meminta nakhoda untuk menepi.
Tapi, nakhoda menolak. Saat itu para penumpang lain mencari tahu sebab apa gerangan sehingga seorang penumpang meminta kapal menepi.
“Tidak bisa!” ucap nakhoda.
Imam Abu Dawud memohon nakhoda untuk berhenti sejenak dan menyewakan kepadanya perahu kecil yang bisa ia gunakan untuk menuju tepian sebentar.
“Harganya satu dirham!” ucap sang nakhoda. Imam Abu Dawud pun membayarnya.
Imam Abu Dawud mendayung sendiri perahu kecil itu untuk menemui seseorang yang bersin dan mengucapkan alhamdulillah.
Setelah beliau bertemu dengan orang itu, Imam Abu Dawud mengucapkan, “Yarhamukallah!” (Semoga Allah merahmatimu)
Setelah itu, Imam Abu Dawud mendayung lagi perahu itu untuk kembali ke kapal.
“Hanya untuk itu kamu minta menghentikan kapal dan bersusah payah menemui orang itu?” tanya sang nakhoda.
Imam Abu Dawud menjawab, “Iya. Aku berharap doa orang itu makbul!”
(Dalam adab Islam, orang yang bersin mengucapkan alhamdulillah. Dan orang yang mendengar ucapan alhamdulillah, mendoakan orang yang bersin dengan ‘yarhamukallah’. Maka, orang yang bersin membalas doa itu dengan ‘yahdikumullah wayushlih baalakum’ (semoga Allah memberimu hidayah dan memperbaiki keadaanmu).
Di malam harinya, seluruh penumpang kapal mengalami mimpi yang sama. Yaitu, mereka mendapatkan kabar bahwa Imam Abu Dawud masuk surga dengan uang satu dirham.
**
Banyak keberkahan dalam menghidupkan sunnah. Sesulit apa pun keadaan kita, sesibuk apa pun keseharian kita, jangan lalai untuk selalu menghidupkan sunnah.
Selain itu, mintakanlah doa dari siapa pun untuk kita. Karena kita tidak pernah tahu, ucapan doa atau ‘aamiin’ siapa di antara mereka yang Allah kabulkan. [Mh]