JODOH itu anugerah Allah yang sulit ditebak. Berbaik sangkalah karena Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.
Salah seorang tokoh wanita di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Hafshah binti Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma.
Ia tergolong generasi kedua sahabat Nabi. Puteri sulung dari sahabat yang begitu dekat dengan Rasulullah, yaitu Umar bin Khaththab.
Usia Hafshah hanya berbeda beberapa hari dengan Fathimah puteri bungsu Rasulullah radhiyallahu ‘anha. Ia lahir beberapa hari setelah Fathimah lahir, sekitar lima tahun sebelum kenabian. Jadi, selisih usia Hafshah dengan Rasulullah sekitar 35 tahun.
Ketika Umar bin Khaththab masuk Islam, ia ingin sekali puterinya mendapatkan jodoh seorang mujahid. Dan keinginan Umar terkabul. Hafshah dilamar oleh seorang pemuda soleh bernama Khunais bin Khuzafah. Keduanya pun hidup sebagai pasangan suami istri yang bahagia.
Namun, kebahagiaan pasangan pengantin baru itu tak berlangsung lama. Khunais, suami dari Hafshah syahid dalam Perang Badar. Hafshah begitu sedih dengan duka itu. Begitu pun dengan Umar bin Khaththab.
Umar merasa begitu sedih karena putrinya sudah menjanda di usia yang belum genap 20 tahun.
Suatu hari ketika ia menemani putrinya itu, Umar tak lagi bisa membendung rasa sedihnya. Sebuah keadaan yang begitu kontras mengingat Umar merupakan sahabat yang berperangai keras dan tegas.
Sebegitu sedihnya, ia bahkan menangis sambil keluar dari rumah Hafshah. Dalam pikirannya hanya satu: ia harus mencari suami pengganti untuk Hafshah agar putrinya kembali hidup bahagia.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. “Ah, kebetulan!” begitu kira-kira perasaan Umar. Hal ini karena Usman baru saja ditinggal mati oleh istrinya yang juga putri Rasulullah: Ruqayyah radhiyallahu ‘anha.
“Maukah engkau menikah dengan putriku?” tanya Umar tanpa basa-basi kepada Usman bin Affan.
Usman bin Affan tampak tidak begitu memberikan respon. Ia hanya berujar, “Saat ini, aku belum ingin menikah lagi.”
Tidak kapok dengan penolakan pertama, Umar bin Khaththab langsung menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Ia berharap sahabat dekatnya itu mau menikahi putrinya.
Namun, Abu Bakar tidak memberikan jawaban apa pun. Ia hanya terdiam.
Kecewa dengan sikap dua sahabat dekatnya itu, Umar pergi menemui Rasulullah untuk mengadukan sikap Usman dan Abu Bakar.
Rasulullah berhasil menenangkan hati Umar. Rasulullah mengatakan bahwa Hafshah akan dinikahi oleh lelaki yang lebih baik dari Usman dan Abu Bakar. Dan Usman akan menikah dengan wanita yang lebih baik dari Hafshah.
Jawaban itu begitu menggebirakan hati Umar. Rasa sedihnya langsung sirna. Tapi, ia masih belum tahu siapa lelaki yang lebih baik dari Abu Bakar dan Usman. Karena rasa gembira itu, Umar tak begitu menggubris tentang siapa yang akan melamar putrinya. Yang penting lelaki pilihan Rasulullah.
Pada bulan Jumadil Akhir tahun ketiga hijriyah, Usman bin Affan menikah dengan putri Rasulullah yang ketiga: Ummu Kultsum, atau adik dari Ruqayyah yang merupakan istri Usman yang meninggal dunia.
Kini, giliran Umar yang deg-degan. Siapa gerangan lelaki yang akan menjadi suami putrinya.
Tak lama setelah pernikahan putri Rasulullah dengan Usman bin Affan, Rasulullah mengunjungi rumah Umar bin Khaththab. Umar yakin bahwa kedatangan itu dalam rangka melamar putrinya. Tapi, Umar tidak menyangka kalau calon suami putrinya adalah Rasulullah sendiri.
Kali ini kebahagiaannya kian menjadi. Pada Bulan Sya’ban atau dua bulan setelah pernikahan Usman dan Ummu Kultsum, Rasulullah menikahi Hafshah.
Hafshah merupakan istri keempat Rasulullah setelah Khadijah, Saudah, dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum.
Dan akhirnya, mengertilah Umar kenapa Usman dan Abu Bakar menolak tawarannya. Hal itu karena keduanya sudah tahu kalau Rasulullah akan melamar Hafshah. Tapi, keduanya merahasiakan itu kepada Umar.
**
Jodoh itu rahasia Allah. Tak seorang pun bisa menebaknya. Mungkin mengira-ngira bisa, tapi memastikannya tidak.
Bahkan sosok-sosok sekaliber sahabat Rasulullah yang mulia pun tidak mampu. Mereka gundah dengan jodoh untuk putrinya dan berusaha keras untuk mendapatkannya.
Satu kata kunci yang harus kita siapkan tentang rahasia jodoh: husnu zon, atau baik sangka kepada Allah. Bahkan mungkin ketika memang benar-benar jodoh tak kunjung hadir di dunia ini. Karena boleh jadi, Allah sudah menyiapkan jodoh terbaik kita di surga.
Tetaplah jaga baik sangka itu. Jangan pernah putus asa dengan rahmat Allah. Dan akhir yang baik, Allah sudah siapkan untuk mereka yang bertakwa. [Mh]