MENDAKI adalah hakikat jalan hidup ini. Semakin jauh orang berjalan, semakin tinggi jalur pendakiannya.
Di sebuah organisasi pencinta alam, tampak sekumpulan junior yang sedang mempersiapkan diri untuk mendaki puncak gunung. Mulai dari peralatan pendakian hingga kemantapan fisik dan mental mereka.
Mereka juga akan menyimak arahan para senior. Karena di momen inilah sharing pengalaman bisa diperoleh para junior.
Di tengah arahan, seorang junior bertanya, “Kak, kalau kita mendaki pada malam hari, apa yang menjadi pertanda bahwa rute pendakian yang kita tempuh itu benar? Karena suasana gelap menyulitkan kita memilih jalur yang tepat.”
“Sebuah pertanyaan yang sangat bagus!” sahut sang senior.
Ia pun menjelaskan, “Tandanya sederhana. Jika rute yang kita tempuh terasa mendaki dan semakin berat, berarti kita di jalan yang benar. Tapi jika datar apalagi menurun, berarti kita di jalur yang salah.”
**
Allah subhanahu wata’ala menggelar panggung kehidupan sebagai arena ujian. Artinya, jalan kebenaran akan selalu berisi aneka hal yang memberatkan, melelahkan, bahkan menakutkan.
Hal itu agar orang-orang baik bisa meraup sebanyak mungkin pahala dari kesabaran dan istiqamah mereka.
Jadi, ketika jalan yang ditempuh terasa selalu mendaki dan memberatkan, bahkan menakutkan; bergembiralah karena itu pertanda bahwa kita berada di rute yang benar. [Mh]