• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 13 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Nasihat

Ayam

Januari 15, 2018
in Nasihat
74
SHARES
566
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Beberapa pekan setelah menetas, seekor anak ayam ingin bicara serius dengan induknya. Ia ingin menanyakan sesuatu tentang hubungan ayam dan manusia.
“Ma, sepertinya Allah tidak adil terhadap kita dibandingkan dengan manusia,” ucapnya suatu kali.
“Maksud kamu apa, Nak?” tanya induk ayam, tak mengerti.
“Kenapa manusia punya banyak nama. Ada Bambang, Adi, Nina, Dewi, Joko, Rita, dan lain-lain. Sementara, semua ayam namanya sama: ayam?” ungkap anak ayam bernada protes.
“Oh itu masalahnya,” sahut induk ayam sembari merangkul putera sulungnya.
Sesaat kemudian, induk ayam pun menjelaskan, “Begini anakku. Manusia memang punya banyak nama. Tapi, nama-nama itu ada saat mereka masih hidup. Kalau manusia mati, sebutannya sama: mayat!”
“Kalau kita,” lanjut induk ayam, “sewaktu masih hidup memang namanya sama. Tapi kalau sudah mati, namanya baru berbeda-beda. Ada ayam goreng, ayam bakar, ayam kalasan, ayam krispi, ayam penyet, ayam gulai, sate ayam, sop ayam, sosis ayam, bistik ayam, dan lain-lain.”
Mendengar penjelasan itu, anak ayam pun mengangguk pelan. Ia mencoba membayangkan dirinya kelak akan diberi nama apa setelah mati.
**
Hidup ini memang sementara, dan rentang waktunya tidak bernilai apa pun dibandingkan sesudah masa matinya. Abadi.
Karena itu, selagi masih hidup, ukirlah seperti apa nasib kita kelak seusai kematian datang, agar kita tidak hanya sekadar disebut mayat. 
“(Mukmin yang cerdas adalah) yang paling banyak mengingat mati, dan yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut.” (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al-Haitsamy) (muhammad nuh)

 

Previous Post

Ombudsman: Ada Indikasi Maladministrasi Stok Beras

Next Post

Empat Keanehan Kebijakan Impor Beras

Next Post

Empat Keanehan Kebijakan Impor Beras

Kinder Joy Raih Sertifikat Halal MUI

Hore, Dua Produk Palestina ini Bebas Bea Masuk ke Indonesia

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga