ALLAH Maha Pengasih dan Penyayang. Dan kasih sayang-Nya kepada manusia tidak terbilang.
Seorang ateis wanita Amerika akhirnya kepincut dengan Al-Qur’an. Berkali-kali ia membaca terjemahan Al-Qur’an, dan yang ia temukan sungguh sebuah keindahan.
Bermula dari kekagumannya dengan warga Gaza yang begitu teguh dengan agama Islam meskipun tersiksa dalam serangan militer Israel. Sebut saja sang ateis itu Jane yang akhirnya merujuk pada Al-Qur’an untuk menyibak rahasia di balik keteguhan warga Palestina itu.
Padahal selama ini, di sebagian besar usia hidupnya, ia tak tertarik dengan agama apa pun, termasuk Islam. Tiga belas tahun ia memeluk agama orang tuanya yang non muslim dan akhirnya berujung kekecewaan.
Saat mencoba ‘akrab’ dengan terjemahan Al-Qur’an, Jane begitu penasaran saat mencermati Surah Al-Baqarah. Ia menemukan sejumlah fakta sejarah tentang penciptaan Adam dan Hawa.
Akhirnya ia paham bahwa tidak ada dosa warisan pada setiap anak manusia seperti yang ia tentang selama ini dari agama orang tuanya. Dan Allah juga sudah mengampuni dosa Adam dan Hawa karena taubat mereka yang disebut dalam Al-Qur’an.
Menurut Jane, yang menarik dari segala yang menarik dalam surah kedua itu, Allah subhanahu wata’ala tidak saklek mewajibkan sesuatu kepada hamba-hamba-Nya. Ada pilihan lain jika kewajiban tidak bisa dilakukan.
Misalnya tentang kewajiban berpuasa Ramadan. Jika kalian sakit atau dalam perjalanan, bisa ditunaikan di lain waktu. Dan jika kalian tidak sanggup juga maka bisa membayar fidyah kepada orang miskin.
Begitu pun dengan kewajiban Haji dan Umrah. Dan kewajiban-kewajiban yang lain dalam Islam.
Dan di ujung Surah Al-Baqarah, barulah terungkap rahasia di balik pilihan-pilihan yang penuh bijaksana itu. Bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai kesanggupannya.
“Ayat ini, menurutku sangat indah,” ucapnya begitu antusias.
**
Allah subhanahu wata’ala memberikan hidayah kepada seseorang atau sebuah kaum dengan cara yang unik. Bisa melalui sentuhan ilmiah pada fenomena alam, bisa melalui musibah, dialog dengan dai, dan bisa juga melalui fenomena menarik dari umat Islam, dalam hal ini warga Palestina yang sabar.
Dan ketika mereka bersentuhan dengan Islam dan Al-Qur’an, mereka seperti menemukan sesuatu yang selama ini dicari-cari. Sebuah cahaya yang selama ini mereka idam-idamkan.
Perbedaannya di situ: jika ada muslim yang murtad, lebih karena kebodohannya. Dan jika ada non muslim yang tertarik dengan Islam lebih karena kecerdasannya. Lebih dari itu semua, adalah karena kehendak Allah subhanahu wata’ala.
Satu hal yang harusnya kita merasa iri dengan mereka yang tertarik dengan Islam, mereka bisa jauh lebih cepat memahami Islam daripada kita yang sejak lahir sebagai muslim.
Bahkan jangan-jangan, pengetahuan mereka tentang Islam telah melampaui kita. Padahal mereka baru beberapa hari saja belajar Islam, sementara kita sudah begitu lama.
Yuk, telusuri lagi di mana kekurangan kita tentang Islam. Cobalah tutup kekurangan itu semampu yang kita bisa. Coba lagi, dan coba lagi.
Seperti yang diucapkan Jane tentang kalimat yang menurutnya begitu indah dalam Al-Qur’an: Laa yukallifullohu nafsan illaa wu’ahaa. Tidaklah Allah membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. [Mh]