DUNIA tempat cobaan. Sebagaimana dalam surat Al-Mulk ayat 2, bahwa dunia ini sebagai tempat ujian keimanan seseorang.
ࣙالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ ٢
yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
Cobaan itu sudah pasti berupa sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya musibah, kemiskinan, sakit, dan kegagalan.
Ketika menghadapi cobaan semacam itu, lebih-lebih zaman sekarang yang semuanya diukur dengan kaca mata materi.
Banyak orang yang jatuh, bahkan mereka tidak segan menjual keyakinannya demi materi atau kedudukan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Perlu dipahami bersama bahwa dunia ini dengan segala kenikmatan dan kepiluannya, adalah merupakan penjara bagi orang mukmin.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
Dunia itu adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. (HR. Muslim).
Artinya, kehidupan seorang mukmin di dunia ini bagaikan dalam sebuah penjara.
Ia harus mengikuti segala aturan yang ada dalam penjara tersebut.
Ia harus menyiapkan bekal yang cukup sebelum keluar dari penjara tersebut agar mendapatkan kebebasan.
Baca juga: Kultum Ramadan Hari Kedua Puluh Tiga, Menyempurnakan Puasa dengan Zakat Fitrah
Kultum Ramadan Hari Kedua Puluh Empat, Dunia Tempat Cobaan
Sedangkan bagi orang kafir, dunia ini adalah surga bagi mereka. Apa pun yang mereka inginkan, tidak ada yang mengekangnya.
Mereka benar-benar bebas dalam menikmati kehidupan dunia ini.
Namun berbagai kesenangan dan kebebasan yang mereka rasakan di dunia ini, tidak ada artinya dengan siksaan Allah yang sangat pedih di akhirat nanti.
Salah satu tujuan Allah menciptakan kehidupan dan kematian adalah untuk menguji dan memberikan penilaian atas amal seseorang.
Balasan di akhirat kelak disesuaikan dengan standar keikhlasan dan ketepatan amal tersebut dengan syariat ajaran Islam.
Oleh karena itu, pada ayat 2 Al-Mulk disebut “yang lebih baik amalnya,” bukan dikatakan “yang lebih banyak amalnya.”.
Karena yang menjadi standar diterimanya suatu amalan ibadah adalah bukan banyak sedikitnya, tetapi keikhlasan dan kesesuaiannya dengan tuntunan syariat.
Sedangkan tujuan utama dari suatu cobaan adalah untuk menampakkan kesempurnaan kebaikan orang-orang yang berbuat baik.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]