ChanelMuslim.com – Antara Ibu dan Suami
Oleh: Fifi. P. Jubilea (Principal of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School dan Jakarta Islamic Girls Boarding School)
Pertanyaan:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Mam yang dirahmati Allah.
Saya ibu dengan satu anak. Pekerjaan saya karyawati swasta, suami saya juga karyawan swasta tapi berkerja di tempat yang berbeda dengan saya. Kami sudah punya rumah sendiri dan satu unit mobil hasil kerja keras kami.
Mam, saya dan suami beberapa bulan terakhir ini sering cekcok. Masalah bukan datang dari kami berdua, tapi dari ibu saya. Sebenarnya sejak awal kami menikah, ibu saya yang single parent tidak setuju dengan pernikahan kami. Alasannya karena gaji suami saya jauh lebih kecil dari saya. Tapi karena bersikeras akhirnya ibu saya mau menerima pernikahan kami.
Dua bulan terakhir ini, ibu saya kembali mengungkit-ungkit pernikahan kami yang Ia sebut sebagai eksploitasi suami saya terhadap saya. Hal ini karena kontribusi belanja saya lebih besar dari suami saya.
Ibu saya tinggal bersama adik di rumah sendiri yang memang tidak jauh dari rumah kami. Saya serba salah menempatkan posisi. Di satu sisi, saya sebagai isteri dan di sisi lain saya ingin berbakti pada ibu yang berusia lebih dari 60 an.
Terakhir, ibu saya meminta saya untuk cerai dengan suami. Anak saya yang biasa saya titip ke ibu ketika saya berkerja pun sekarang "ditahan" ibu untuk tidak pulang ke rumah saya. Terus terang, kalau harus memilih antara ibu dan suami, saya lebih memilih ibu. Mohon pencerahan dari mam atas masalah ini. (Tuti)
Jawab:
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu. Mbak Tuti solihah, langsung saja saya jawab ya.
Hubungan anak kepada ibu itu erat bahkan dalam Hadist Rasulullah SAW ditekankan untuk menghormati ibumu ibumu ibumu. Tapi ketika sudah menikah hormat dan ta'at itu diberikan kepada suami.
Ada hadistnya,
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
“Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.” [Hadits hasan shahih: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 1159].
Jadi bila sudah menikah kita harus lebih ta'at dan cenderung pada suami daripada yang lain, bahkan lebih daripada kepada ayah atau ibu.
Mengenai gaji suami lebih kecil, zaman sekarang tidak mudah mencari pekerjaan, pekerja wanita umumnya lebih disukai daripada lelaki karena lebih tekun dan giat. Kita bersyukur saja suami masih mencari nafkah. Berarti beliau sudah jalankan kewajibannya, mengenai besar atau kecilnya ya itu adalah bagian dari rezeqi Allah yang tidak bisa dipertanyakan. Mencari suami baru belum tentu dapat yang baik dan sesuai, semua rumah tangga ada permasalahannya masing masing.
Apa yang ibu telah pilih pertahankan lah dan istiqomahlah dalam ibadah (pernikahan itu sendiri), ajak suami untuk lebih dekat pada ibu dan mengajuk hati ibu Walau tidak bisa dengan harta benda mungkin dengan pertolongan lain (membetulkan atap yang bocor), memberi perhatian lebih dan lainnya.
Maashaa Allah, Semoga ibu mampu memainkan peranan ini dan menjadi sumber kebahagiaan antara suami dan ibu mertuanya. Aamiin Yaa Rahmaan.
Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuhu.
Rubrik ini diasuh oleh chanelmuslim.com (media online keluarga muslim pertama di Indonesia).
Dengan narasumber utama:
Mam Fifi (Ibu dari 4 anak)
Principal of JISc, JIBBS and JIGS
The First Intergrated International Islamic School
Jakarta Islamic School (JISc)
Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS)
Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGS)
Website:
www.chanelmuslim.com
www.jakartaislamicschool.com
*Semua pertanyaan layangkan ke website chanelmuslim.com
Atau ke 0856-9570-8391 (Syarifah)