ChanelMuslim.com – Yup, komunitas selalu identik dengan kesamaan tujuan, termasuk dengan komunitas Food Truck Indonesia.
Komunitas Food Truck Indonesia sendiri sudah tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Blitar, Bandung, Surabaya, Malang, Solo, Balikpapan, Medan, Bali dan Semarang.
Seperti dikutip laman liputan6, Andi Romeo salah seorang dari Yogyakarta Food Truck mengatakan meski komunitas ini terhitung baru, namun anggotanya sudah malang melintang di dunia food truck. Sehingga komunitas ini muncul dengan keinginan membangun bisnis bersama.
“Owner semua berkomunikasi dan berbisnis bersama dan mengesampingkan persaingan jualan. Kita merancang sistem dan punya waktu kami jualan bersama. Semua unit di kami sama-sama program kami bikin. Ini bukan cuma event tapi food truck to resident lalu company to the beach semua under program kita sama-sama happy dan bisnis,” ujar Andi kepada Liputan6.com, Selasa (20/2).
Andi mengatakan di anggota yang ada saat ini baru 9 unit food truck. Jumlah anggota memang diakuinya baru sedikit. Namun dengan sedikit anggota justru akan membuat komunitas ini semakin solid sehingga program komunitas terus berjalan.
[gambar1]
“Jika ada yang mau bergabung ya cocok dulu program-program kami. Jadi menjalani sekian tahun ke depan tidak ada kendala. Terutama internal,” ujar Andi.
Andi menjelaskan komunitasnya ada yang menyajikan berbagai menu baverage, es krim, nasi Padang, soto, mi, dan burger.
Menurutnya untuk bisnis ke food truck ini ada berbagai motivasi. Ia sendiri waktu itu karena melihat mobil yang tidak terpakai dan muncul ide untuk digunakan sebagai food truck.
“Mau bisnis kuliner yang jelas ada opsi di mana kita bisa tidak menyewa sebuah tempat ada konsep menjemput bola. Ada market sendiri. Menunggu ada kurangnya lebih baik kita samperin. Kami memberikan kesempatan berbagi tempat bertukaran,” ujar Andi.
Sementara itu anggota lainnya Amos Leonardo mengatakan, paling penting adalah kesolidan tim dari komunitas ini. Sehingga komunitas ini dapat berjalan beriringan dengan bisnis.
“Komunitas unik ada embel embel bisnis tidak hanya berniaga tapi juga berdagang bersama. Food truck ini lebih ke piknik. Kita akan selalu menikmati suasana,” ujar Amos.
Amos mengaku komunitas ini memiliki beberapa program, di antaranya Food Truck to Resident (perumahan), Food Truck to Corporate, Food Truck to Event, Food Truck to the Beach.
“Jika ada sekolah tertentu jika didalamnya adafood truck mereka malah mendatangi kami. Dengan penawaran kami. Kalau tidak ada maka kita datang. Jika mereka ada konsep food truck mereka nyelipin disitu,” ujar Amos.
Amos mengatakan dalam komunitas semua food truck memiliki jaminan. Seperti jaminan kebersihan, harga dan fasilitas lainnya. Selain itu juga truck yang ada juga bervariasi sehingga menarik pembeli untuk mencoba menu yang ditawarkan.
“Ada konsep. Kalau gak menarik mereka ga mendekat kalo mnedkat mencoba mereka datang sendiri. Display beda-beda. Dan mungkin satu satunya di dunia,” kata Amos.
Amos menyebut jika berbisnis di food truck ini memang memiliki resiko yang minim dibandingkan harus membuat kafe atau resto. Sebab mereka bisa berjualan dimana saja dan menjemput pembeli langsung. Berbeda dengan konsep resto yang menunggu pembeli.
“Food truck ini baru ya dan bisnis yang risiko minim. Dulu punya kafe dan nyewa lalu mau kontinu ada problem dan dengan food truck ini maka ini bisa berlanjut sendiri lah bisnis,” tutup Amos. (jwt/liputan6)