MENGEJA aksara cinta di Hulu Sungai Selatan. Ruang kelas sudah kosong. Di halaman juga sudah tidak ada lagi murid-murid yang bermain. Sepertinya tinggal saya sendirian. Saya melirik jam dinding. Jarum pendeknya menunjuk angka empat.
Oleh: Diah Perdana F. dan Hj. Norhadiana, S.Psi., M.S.
Perjalanan menuju Jalan Gotong Royong di wilayah Mentaos, Banjarbaru memakan waktu sekitar 15-20 menit. Saya harus bergegas.
Biasanya, shalat ashar saya tunaikan di rumah. Namun, hari ini tidak. Hari ini hari Senin, jadwal saya mengisi BQS (Baitul Quran Salimah).
Walaupun penat seharian mengajar, ada kebahagiaan tersendiri ketika bertemu ibu-ibu yang sebagian besar lansia itu. Saya angkat topi untuk antusiasme mereka dalam belajar Alif-Ba-Ta di langgar Da’watul Khoir.
Saya belajar dari semangat ibu-ibu BQS. Walau disepelekan yang muda, bahkan cucu sendiri, mereka tidak peduli. Tekad mereka kuat, meski lidah sudah kaku untuk membetulkan makharijul huruf sekali pun.
Saya tidak peduli, jika ada yang mengatakan bahwa berdakwah di segmen ini tidak potensial. Semangat untuk menjadi lebih baik di usia yang tak lagi muda, layak untuk diapresiasi.
Tugas saya hanya menjaga agar semangat dua belas orang ibu BQS Gotong Royong ini tak padam. Bukankah Allah dulu menegur utusannya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan menurunkan Surah ‘Abasa? Tua atau muda. Miskin atau kaya. Pejabat atau orang biasa. Sama-sama ladang amal kita.
Baca Juga: Ketua Salimah Jateng Lantik Ketua Salimah Kudus Periode 2021-2026
Mengeja Aksara Cinta di Hulu Sungai Selatan
Kegiatan Persaudaraan Muslimah (Salimah) di Kalimantan Selatan salah satunya tumbuh di Hulu Sungai Selatan. Keprihatinan yang timbul terhadap permasalahan perempuan, anak, dan keluarga di Hulu Sungai Selatan melatarbelakangi pendeklarasian Pengurus Daerah Salimah Hulu Sungai Selatan pada 8 April 2006.
Salimah memberi warna dan kerja nyata bagi pergerakan perempuan Hulu Sungai Selatan. Dengan menggerakkan semua potensi, pengurus Salimah mengambil peran di semua sektor kehidupan masyarakat.
Di antara pengurus Salimah, ada yang berprofesi sebagai dokter dan psikolog, mereka turut memberikan kontribusi pembekalan kaum perempuan dengan pengetahuan kesehatan wanita, baik reproduksi, pola hidup sehat, psikologi perkembangan anak, ilmu parenting, dan lain-lain sesuai kemampuan masing-masing.
Masyarakat Hulu Sungai Selatan terkenal agamis. Banyak majelis taklim di Hulu Sungai Selatan tersebar di berbagai desa. Kegiatan pembacaan kasidah burdah, yasin, dan tahlil, merupakan kebiasaan masyarakat Hulu Sungai Selatan yang sering dilaksanakan.
Di samping kegiatan majelis taklim, ada juga kegiatan tahsin bagi para dokter di Rumah Sakit Hasan Basry Kandangan. Rumah sakit ini milik pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan rujukan se-Banua Anam yang berbasis syari’ah. Bersama Salimah Hulu Sungai Selatan, kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu.
Itulah sekelumit sumbangsih kegiatan Salimah di Hulu Sungai Selatan sebagai persembahan hari jadi Hulu Sungai Selatan ke-69 sesuai moto Hari Jadi Kabupaten Hulu Selatan “Ulama Umara Samupakat, Gawian Babarkat, Gasan Akhirat”.[ind]
judul asli: Mengeja Aksara Cinta di Usia Senja
Sumber: buku Salimah Berkisah tentang Indonesia. Tim Penulis Salimah. Februari: 2020.