ChanelMuslim.com – Utusan Quraisy menemui Abu Thalib untuk terakhir kalinya. Cara terakhir Quraisy pun ditempuh dengan mengirim utusan menemui Abu Thalib yang selama ini melindungi Nabi Muhammad.
Para petinggi Quraisy seperti Abu Lahab dan Abu Jahal mendatangi Abu Thalib agar membujuk Muhammad berhenti menyebarkan Islam.
Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari tempat pemboikotan, lalu berbuat seperti biasanya, kaum Quraisy masih tetap melakukan intimidasi terhadap kaum muslimin dan menghadang jalan Allah meskipun sudah tidak lagi melakukan pemboikotan.
Di sisi yang lain, Abu Thâlib masih tetap melindungi keponakannya, tetapi usianya sudah melebihi 80 tahun. Karena penderitaan dan kesulitan yang harus dijalani selama masa pemboikotan itu, dia pun jatuh sakit.
Maka dari itu, mereka mengirim utusan sekali lagi, dan ini merupakan utusan Quraisy terakhir yang menemui Abu Thalib dan berdialog dengannya.
“Wahai Abu Thalib, kami tahu kedudukanmu di tengah kami, dan engkau juga tahu mengapa kami datang kali ini. Keadaanmu membuat kami cemas. Engkau juga tahu apa yang terjadi di antara kami dan anak saudaramu.
Panggillah dia, ambil apapun dari kami untuk diberikan kepadanya dan engkau harus menyerahkan urusan dirinya kepada kami, agar dia berhenti menganggu kami dan kami bisa menghentikan tindakannya, membiarkan kami dan agama kami,” kata Abu Jahal.
Maka Abu Thalib mengirim utusan memanggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah beliau tiba, beliau berkata:
“Wahai paman, apakah engkau tidak mau mengajak mereka kepada sesuatu yang lebih baik bagi mereka?” Kata Rasulullah
“Engkau hendak menyuruh mereka kepada apa?” tanya Abu Thalib.
“Satu kata saja yang kalian ucapkan, maka kalian akan merajai seluruh bangsa Arab dan menundukkan orang-orang non-Arab,” ucap Rasulullah
“Apa satu kata yang engkau maksudkan itu? Demi bapakmu, kami pun bisa memberikan kepadamu sepuluh kali lipatnya,” tanya Abu Jahal
Beliau bersabda, ”Kalian harus mengucapkan, ‘La ilaha illallah’, dan meninggalkan apa yang kalian sembah selain Dia.”
“Wahai Muhammad, apakah engkau ingin menjadikan sesembahan itu hanya satu? Sesungguhnya agamamu benar-benar aneh,” kata Abu Jahal.
Setelah peristiwa itu, para petinggi Quraisy tepuk tangan ketika mendengar perkataan Rasulullah, cara terakhir pun gagal dan mereka pergi meninggalkan rumah Abu Thalib dengan perasaan hati yang geram.[ind/Walidah]
sumber: Sirah Nabawiyah/Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri; Penerjemah: Kathur Suhardi; Penyunting: Yasir Maqosid; cet. 1–Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997.