Oleh: Agung Waspodo
ChanelMuslim.com-Pakai peci juga, pakai jubah juga, tapi ini bukan sembarang orang, dia Christiaan Snouck Hurgronje..
Bahkan dia ubah nama Londo-nya menjadi Abdul Ghaffar dan belajar Islam serta bahasa Arab demi menyusup ke Makkah dari posnya di Konsulat Hindia Belanda di Jeddah. Alhamdulillah, samaran ini hanya bertahan delapan bulan.
Untuk apa?
Untuk mengamati dari dekat apa saja kegiatan jamaah hajji Hindia Belanda selama di Makkah. Setelah samaran Snouck terbongkar oleh pihak keamanan, ia diusir keluar Haram oleh petugas hajji Kekhilafahan Turki Utsmani. Ya betul, kedua tanah suci masih di bawah pengelolaan kekhilafahan; bahkan termasuk kota suci ketiga Masjidil Aqsha. Snouck kemudahan kembali ke Jeddah, apakah misinya selesai?
Belum!
Setelah itu, Snouck naik jabatan menjadi penasihat bagi Kantor Urusan Agama Islam dan Keturunan Arab di Hindia Belanda. Snouck juga memata-matai keturunan Arab di Hindia Belanda yang dicurigai menyebarkan paham “radikal” yaitu memberontak kepada penjajah Belanda. Iya betul, Ummat Islam yang mau merdeka dari kolonialisme disebut radikal. Snouck juga mencurigai Konsulat Jenderal Turki Utsmani yang dulu berkedudukan di Tanah Abang, Batavia.
Salah satu rekomendasi kebijakan yang Abdul Ghaffar keluarkan adalah:
1. Muslim yang hanya beribadah (mahdhoh, ritual) saja, perlu didukung atau dibiarkan,
2. Muslim yang berjiwa sosial (mengembangkan usaha perdagangan yang berpotensi menyaingi dominasi Etnis Cina, bahkan menyantuni kaum mustadh’afin), harus diawasi,
3. Muslim yang berpolitik, harus ditangkap.
Bahkan ketiga kebijakan di atas secara tidak langsung disetujui oleh Mufti Batavia, Sayyid Othman ibn Yahya yang melarang melawan Belanda karena dianggap kesia-siaan dan tidak bernilai jihad. Tokoh mufti ini terkenal kontroversial bahkan di kalangan keluarga besar keturunan Hadhramaut di Hindia Belanda.
Jadi, jika ada tokoh kemudian pada musim-musim tertentu berganti penampilan adalah taktik usang. Hanya Kaum Muslimin zaman dulu yang termakan taktik ini. Tapi, kalau sekarang masih ada Kaum Muslimin yang terperdaya, maka selayaknya dia tinggal di masa lampau, bukan sekarang..
You may be generation-now, but you’re ancient!
Karet, 6 April 2018
(Ind)
Sumber: Channel @Hikmah Agung