KISAH perampok yang tobat karena kejujuran seorang anak ini disadur dari tulisan Ibrahim Badr Syihab al-Khalidi dalam bukunya “Zad Al-Murabbin”.
Kemudian Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. menerjemahkannya menjadi tulisan berjudul “Berkah Kejujuran”. Yuk, kita simak kisah selengkapnya.
Di antara kisah menarik generasi terdahulu dalam membiasakan kejujuran bagi anak-anak mereka adalah kisah berikut.
Salah seorang dari mereka bertutur:
Sejak kecil, saya selalu dididik untuk jujur. Ketika keluar dari Mekah menuju Baghdad untuk mencari ilmu, ibuku memberiku uang empatpuluh dinar (jumlah yang sangat besar) untuk keperluan hidupku.
Ibuku berpesan kepadaku agar selalu menjaga kejujuran.
Ketika kami sampai di Hamadan, sejumlah perampok menghadang kami lalu merampas kafilah. Salah seorang dari mereka bertanya kepadaku: Apa yang kamu bawa? Saya menjawab: Uang empatpuluh dinar.
Perampok itu mengira aku mempermainkannya hingga dia meninggalkanku. Kemudian perampok lain melihatku dan bertanya: Bawa apa?
Lalu saya memberitahukan apa yang saya bawa hingga dia membawaku ke hadapan pemimpin kelompok perampok tersebut.
Baca Juga: Kisah Kejujuran Imam Syafii
Perampok Tobat karena Kejujuran Seorang Anak
Pemimpin mereka bertanya kepadaku lalu aku jawab dengan jujur. Dia bertanya: Apa yang membuatmu berkata jujur?
Saya menjawab: Ibuku berpesan kepadaku agar saya selalu menjaga kejujuran, sehingga saya takut mengkhianati janjinya!
Pemimpin kelompok perampok itu tersentuh hatinya oleh kejujuranku dan merasa takut lalu berteriak sambil menyobek bajunya dan berkata:
Kamu takut mengkhianati janji ibumu, sedangkan saya tidak takut mengkhianati janji Allah?!
Kemudian pemimpin perampok itu memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan semua yang mereka ambil dari kafilah tersebut dan berkata: Saya bertobat kepada Allah dengan sebab kamu.
Kemudian para perampok yang lain berkata: Kamu adalah pemimpin kami dalam perampokan dan sekarang kamu menjadi pemimpin kami dalam pertobatan ini.
Akhirnya mereka semua bertobat berkat kejujuran tersebut.
Ya, jujur pangkal selamat. Jika seseorang selalu menjaga kejujuran maka ia pasti memetik buah kejujuran itu di dunia dan akhirat.
Tidakkah kamu mendengar firman Allah:
“Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang jujur kejujuran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapnya. Itulah keberuntungan yang paling besar”. (al-Maidah: 119)
Sahabat, itulah cerita mengenai perampok yang bertobat karena kejujuran seorang anak. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kejadian ini.[ind]