ChanelMuslim.com – Pahlawan yang Mampu Menembus Bahaya, Baca Kisah Sebelumnya: Abu Dzar: Aku Tidak Memerlukan Dunia, Tuan-Tuan!
Itulah dia seorang pahlawan yang tidak menginginkan sesuatu tujuan duniawi, dan karena itu Allah melimpahinya “pandangan tembus” hingga sekali lagi ia melihat bahaya dan bencana yang tersembunyi di balik pemberontakan bersenjata maka dijauhinya.
Sebagaimana ia telah melihat apa akibatnya bila ia membisu dan tidak buka suara, yang tidak lain akan muncul bahaya dan bencana, maka dihindarinya pula.
Pahlawan yang Mampu Menembus Bahaya
Lalu ditariklah suaranya bukan pedangnya, menyerukan ucapan benar dan kata-kata tegas, tanpa suatu keinginanpun yang mendorong atau akibat yang akan menghalanginya.
Abu Dzar telah mencurahkan segala tenaganya untuk melakukan perlawanan secara damai dan menjauhkan diri dari segala godaan kehidupan dunia.
Ia akan menghabiskan sisa umurnya untuk melakukan penyelidikan yang lebih dalam tentang harta dan kekuasaan, karena keduanya mempunyai daya tarik dan pangkal fitnah yang dikhawatirkan Abu Dzar terhadap kawan-kawannya yang telah memikul panji-panji Islam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan yang harus tetap memikulnya untuk seterunya.
Di samping itu kekuasaan dan harta merupakan urat nadi kehidupan bagi ummat dan masyakat, hingga bila keduanya telah beres, maka nasib manusiapun akan menghadapi bahaya besar.
Abu Dzar berkeinginan agat tak seseorang pun di antara shahabat Rasul menjadi penjabat atau pengumpul harta, tetapi hendaklah mereka tetap menjadi pelopor kepada hidayah Allah dan pengabdi bagi-Nya.
Ia telah mengenali benar tipu daya dunia dan harta ini, dan menyadari pula bahwa Abu Bakar dan Umar tak mungkin bangkit kembali.
Telah pula didengarnya Nabi shallallahu ‘alahi wasallam memperingatkan shahabat-shahabatnya akan daya tarik dari jabatan ini dan dinasihatinya:
“Ia merupakan amanat, dan di hari kiamat menyebabkan kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambil secara benar, dan menunaikan kewajiban yang dipikulkan kepadanya.”
Demikian ketatnya Abu Dzar mengenai hal ini, sampai-sampai ia menjauhi saudara dan handai taulannya, jika tak boleh dikatakan memutuskan hubungan dengan mereka, disebabkan mereka telah menjadi penjabat yang dengan sendirinya memiliki harta dan berkecukupan. [Ln]
Bersambung…