ChanelMuslim.com – Orang yang kalah tak selalu mengikuti yang menang. Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh memberikan nasihat bagaimana kaum muslimin dapat kembali bangkit setelah mengalami kekalahan.
Dalam tulisan berjudul “Belajar dari Sejarah”, Ustaz Aunur Rafiq menulis bagaimana negara-negara Islam jatuh satu demi satu di tangan pasukan Tatar, termasuk ibu kota Khilafah Abbasiyah, Baghdad (656 H/1258 M).
Ratusan ribu kaum muslimin dibantai, perpustakaan dan peradaban dihancurkan. Kaum muslimin runtuh mentalnya hingga tidak berani melakukan perlawanan.
Tinggal Mesir yang belum ditaklukkan. Akan tetapi, semangat kaum muslimin Mesir bangkit melakukan perlawanan di bawah pemimpinnya, Sultan Saifuddin Quthuz (salah seorang Sultan Mamalik).
Hingga akhirnya, mereka berhasil mengalahkan pasukan Tatar di Ain Jalut (25 Ramadhan 658 H/3 September 1260 M).
Sejak itu, semangat para pemimpin, ulama, da’i dan orang-orang saleh bangkit dan bergerak melanjutkan dakwah dan jihad membangun kembali kota-kota yang dihancurkan pasukan Tatar, seperti Bukhara, Khawarizmi, Samarkan dan lainnya.
Tidak sampai setengah abad sejak mulainya serangan Mongol ke dunia Islam, mayoritas orang-orang Mongol yang pernah menghancurkan negeri-negeri Islam itu pun masuk Islam.
Dari kalangan orang-orang Mongol ini bahkan muncul para penguasa, panglima perang, prajurit, ulama dan orang-orang saleh yang tampil membela Islam.
Sebut saja, Barkah Khan bin Juji bin Jenghis Khan, yang pemerintahannya membentang dari Turkistan hingga sungai Folga di Rusia.
Pasukannya pernah bertempur melawan pasukan Hulagu Khan di Iran dan memenangkan pertempuran.
Ada juga Sultan Agung Turmusyrin yang memerintah seluruh negeri di Asia Tengah (Kazakhistan, Uzbekistan, Kirgistan, Tajikistan dan Turkmenistan).
Ia salah seorang anak keturunan Jaghtai bin Jenghis Khan. Jaghtai ini menjadi musuh kaum muslimin dan menghancurkan kota-kota mereka.
Allah memunculkan dari keturunan Jaghtai ini seorang penguasa saleh yang kesalehan dan keadilannya menyerupai kesalehan dan keadilan khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Baca Juga: Kisah Kekalahan Muslimin di Tours (2)
Orang yang Kalah Tidak Selalu Mengikuti yang Menang
Demikian pula keluarga besar Mongol keturunan Hulagu Khan yang ada di Iran, Irak dan Syam saat itu pun masuk Islam.
Padahal Hulagu Khan dikenal sebagai penakluk dan penghancur ibu kota Khilafah Abbasiyah, Baghdad.
Sebagian prajurit muslim yang memperkuat pasukan negara Islam Mamalik di Mesir terdiri dari orang-orang Tatar yang ikut berjuang mempertahankan negara Mamalik setelah jatuhnya Khilafah Abbasiyah.
Mereka mampu bertahan lebih dari dua setengah abad lalu dilanjutkan Khilafah Utsmaniyah Turki.
Tampaknya hukum sejarah yang mengatakan, “Orang-orang yang kalah selalu mengikuti pihak yang menang”, tidak berlaku bagi kaum muslimin dan para pemimpinnya saat itu.
Karena kemenagan pasukan Mamalik di Ain Jalut (Palestina) atas pasukan Tatar pimpinan Katbugha itu menjadi titik awal kebangkitan dan perlawanan.
Seringkali semangat kebangkitan dan perlawanan terhadap penindasan dan kezaliman itu hanya memerlukan “pemantik” yang bisa menyentakkan kesadaran masyarakat.
Sejatinya, mereka masih memiliki kekuatan besar untuk menumbangkan kezaliman yang sangat rapuh tetapi selalu ditutup-tutupi dengan berbagai kepalsuan.
Bagaimana pun kondisi yang dihadapi, umat Islam khususnya para ulama, intelektual, dan dai harus tetap optimis, terus berjuang dan mengencarkan dakwah kepada siapa pun dan di semua lini kehidupan.
Karena hati manusia ada dalam kekuasaan Allah, bukan dalam genggaman manusia sekalipun ada di dalam dadanya Allah berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَا كُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْ ۚ وَا عْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَ نَّهٗۤ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu,
dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal: 24).
Sahabat Muslim, melihat dari sejarah, ternyata orang yang kalah tak selalu mengikuti yang menang. Jadilah seorang muslim yang beriman sehingga memiliki pendirian yang teguh.[ind]