ChanelMuslim.com – Lambaian Api Kemenangan yang Terpancar dari Batu Besar
Sewaktu menggali parit, Salman tidak ketinggalan bekerja bersama Kaum Muslimin yang sibuk menggali tanah. Juga Rasulullah saw. ikut membawa tembilang dan membelah batu.
Kebetulan di tempat penggalian Salman bersama kawan-kawannya, tembilang mereka terbentur pada sebuah batu besar.
Salman seorang yang berperawakan kukuh dan bertenaga besar. Sekali ayun dari lengannya yang kuat akan membelah batu dan memecahnya menjadi pecahan-pecahan kecil. Tetapi menghadapi batu besar ini ia tak berdaya, sedang bantuan dari teman-temannya hanya menghasilkan kegagalan belaka.
Salman pergi mendapatkan Rasulullah dan minta izin mengalihkan jalur parit dari garis semula, untuk menghindari batu besar yang tak tergoyahkan itu.
Baca Juga: Pahlawan dari Persi dan Strategi Perangnya (2)
Lambaian Api Kemenangan yang Terpancar dari Batu Besar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi bersama Salman untuk melihat sendiri keadaan tempat dan batu besar tadi. Dan setelah menyaksikannya, Rasulullah meminta sebuah tembilang dan menyuruh para shahabat mundur dan menghindarkan diri dari pecahan-pecahan batu itu nanti.
Rasulullah lalu membaca basmalah dan mengangkat kedua tangannya yang mulia yang sedang memegang erat tembilang itu, dan dengan sekuat tenaga dihujamkannya ke batu besar itu.
Kiranya batu itu terbelah dan dari celah belahannya yang besar keluar lambaian api tinggi dan menerangi. “Saya lihat lambaian api itu menerangi pinggiran kota Madinah,” kata Salman.
Sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan takbir, beliau bersabdah:
Allahu akbar! Aku telah dikaruniai kunci-kunci istana negeri Persi, dan dari lambaian api tadi nampak olehku dengan nyata istana-istana kerajaan Hiran begitupun kota-kota maharaja Persi dan bahwa ummatku akan menguasai semua itu.
Lalu Rasulullah mengangkat tembilang itu kembali dan memukulkan ke batu untuk kedua kalinya. Maka tampaklah seperti semula tadi. Pecahan batu besar itu menyemburkan lambaian api yang tinggi dan menerangi, sementara Rasulullah bertakbir:
Allahu akbar! Aku telah dikaruniai kunci-kunci istana negeri Romawi, dan tampak nyata olehku istana-istana merahnya, dan bahwa ummatku akan menguasai semua itu.
Kemudian dipukulkannya untuk tiga kali, dan batu besar itupun menyerah pecah berderai, sementara sinar yang terpancar daripadanya amat nyala dan terang temarang.
Rasulullah pun mengucapkan laa ilaaha illallah diikuti dengan gemuruh oleh kaum Muslimin. Lalu diceritakan oleh Rasulullah bahwa beliau sekarang melihat istana-istana dan maghligai-maghligai di Syria maupun Shan’a, begitupun di daerah-daerah lain yang suatu ketika nanti akan berada di bawah naungan bendera Allah berkibar.
Maka dengan keimanan penuh Kaum Muslimin pun serentak berseru:
Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasulnya. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.
Salman adalah orang yang mengajukan saran untuk membuat parit. Dan dia pulalah penemu batu yang telah memancarkan rahasia-rahasia dan ramalan-ramalan ghaib, yaitu ketika ia meminta tolong kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ia berdiri di samping rasulullah menyaksikan cahaya dan mendengarkan berita gembira itu. Dan dia masih hidup ketika ramalan itu menjadi kenyataan, dilihat bahkan dialami dan dirasakan sendiri.
Dilihatnya kota-kota di Persi dan Romawi, dan dilihatnya maghligai istana di Shan’a, di Mesir, di Syria dan di Irak. Pendeknya disaksikan dengan mata kepalanya bahwa seluruh permukaan bumi seakan berguncang keras, karena seruan mempesona penuh berkah yang berkumandang dari puncak menara-menara tinggi di setiap pelosok, memancarkan sinar hidayah dan petunjuk Allah. [Ln]