ChanelMuslim.com – Kisah kehidupan Abdul Muthalib berlanjut dengan Al Muthalib yang ingin membawa anak dari Hasyim itu ke Makkah. Suatu hari, Al Muthalib mendengar bahwa Syaibah, keponakannya yang tinggal di Yatsrib itu sudah tumbuh remaja.
Baca Juga: Kisah Abdul Muthalib dan Kebiasaan Masyarakat Arab pada Masa Jahiliyah
Kisah Kehidupan Abdul Muthalib Ketika Beranjak Dewasa
Alasan Al Muthalib datang dan mengajaknya ke Makkah adalah karena ia merupakan anak kakaknya, Hasyim, seorang pemuka Makkah, sehingga Abdul Muthalib harus pulang ke Makkah untuk melanjutkan kekuasaan ayahnya.
Ketika Al Muthalib bertemu Syaibah di Yatsrib, dia tersentak, “Anak ini benar-benar mirip Hasyim. Mari, Nak. ikut Paman ke Mekah,” peluk Al Muthalib.
Syaibah pun meminta pendapat ibunya.
“Apabila Ibu tidak mengizinkan pergi, aku akan tetap tinggal di sini,” jawab Syaibahh
“Tidak. Aku tidak akan membiarkannya pergi. Dia buah hatiku satu-satunya. Wajahnya lah yang senantiasa mengingkatkan aku akan wajah ayahnya,” jawab Salma.
“Aku juga menyayangi Hasyim. Bukan cuma aku, tetapi penduduk kota Makkah juga menyayanginya. Justru itu, mereka pasti akan senang sekali menyambut kedatangan putra Hasyim.
Begitu melihat wajah anak ini, rasa sayangku timbul kepadanya, seolah-olah aku melihat Hasyim hidup kembali dan berdiri di hadapanku.
Izinkan aku membawanya pergi. Sesungguhnya Makkah adalah kerajaan ayahnya dan Makkah adalah tanah suci yang dicintai oleh seluruh bangsa Arab.
Tidakkah pantas putramu pergi ke sana dan melanjutkan pemerintahan ayahnya?”
Salma memandang Syaibah dengan mata berkaca-kaca. Hatinya ingin agar putra satu-satunya itu tetap tinggal di sisinya. Namun, ia tahu masa depan Syaibah bukan di Yatsrib, melainkan di Makkah. Akhirnya, ia pun mengizinkan putranya pergi.
Baca Juga: Kisah Abdul Muthalib dan Penggalian Sumur Zamzam
Awal Mula Dipanggil sebagai Abdul Muthalib
Dengan perasaan gembira, Al Muthalib mengajak keponakannya itu pulang. Syaibah duduk membonceng unta di belakang pamannya. Ketika mereka tiba di Makkah, orang-orang menyangka bahwa anak yang duduk di belakang Al Muthalib adalah budaknya.
“Abdul Muthalib (Budak Al Muthalib)! Abdul Muthalib!” panggil mereka kepada Syaibah.
“Celaka kalian! Dia bukan budakku, dia anak saudaraku, Hasyim!”
Namun, orang-orang telanjur menyebutnya demikian sehingga akhirnya nama Syaibah pun terlupakan. Inilah yang menjadi awal mula Syaibah dikenal dengan nama Abdul Muthalib.
Setelah tumbuh dewasa, Abdul Muthalib pun menjadi seorang pemuka Makkah seperti Hasyim, bapaknya.
Pada zaman pemerintahannya, Abdul Muthalib melakukan sebuah perbuatan yang dikenang sepanjang zaman. [Cms]
(Bersambung pada bagian ketiga)