• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 18 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Kisah

Kisah Kegundahan Ibrahim Saat Meninggalkan Hajar dan Ismail

Juni 10, 2024
in Kisah, Unggulan
Kisah Kegundahan Ibrahim Saat Meninggalkan Hajar dan Ismail

Foto: Pixabay

124
SHARES
957
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com – Wahyu Allah turun pada Ibrahim, membuat hatinya terisi. Setelah sekian lama ia menantikan kehadiran seorang anak, Allah justru memerintahkan Ibrahim untuk membawa serta meninggalkan Hajar dan Ismail yang masih bayi  di Mekkah yang tandus dan kering.

Dari Palestina menuju Mekkah dengan perjalan kurang lebih 1.4000 kilometer, mereka bertiga berjalan menyusuri keganasan alam. Hajar yang baru saja melahirkan harus melakukan perjalanan itu disertai angin dan badai pasir yang tajam mengiris muka.

Baca Juga: Tertawanya Istri Nabi Ibrahim

Kisah Kegundahan Ibrahim Saat Meninggalkan Hajar dan Ismail

Jika kita melihat kondisi saat ini, ibu pasca melahirkan akan dilanda emosi dan perasaan yang tidak stabil (baby blues). Namun dengan pertolongan Allah kondisi Hajar terlihat prima, dan bayi mungil berusai enam bulan itu kuat dan mampu bertahan dengan perbekalan yang cukup.

Tibalah Ibrahim berserta istri dan anaknya itu di Mekkah. Mereka menempati sebuah gubuk. Kota itu tidak berpenghuni bahkan tidak ada air.

Perbekalan yang mereka bawa telah habis selama diperjalanan. Ibrahim kemudian meletakkan kantong berisi kurma dan tempa berisi air. Tanpa sepatah katapun ia pergi meninggalkan Hajar dan Ismail.

Hajar tentunya heran dan terkejut. Ia segera mengejar Ibrahim dan menanyakannya, “Hai Ibrahim, engkau mau pergi kemana? Apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tidak berpenghuni ini?”

Hajar berusaha mencengkerama baju Ibrahim, tetapi suaminya itu tak bergeming. Hajar terus bertanya dan belum memahami sikap Ibrahim.

Ibrahim tak mampu menjawabnya, lisannya pilu dan kerongkongannya seperti tersendat duri. Ia tak kuasa mengeluarkan kata-kata, matanya berkaca-kaca menahan tangis.

Perintah dari Allah ini teramat berat baginya, tentunya ia tidak tega meninggalkan dua orang terkasihnya di tempat asing dan gersang ini.

Hajar semakin sedih dan galau, tapi ia tetap berusaha tegar. Setelah berkali-kali ia bertanya pada Ibrahim dan tak juga mendapatkan jawabannya. Ia mengerti bahwa suaminya yang berhati lembut itu tidak mungkin melakukan ini tanpa alasan yang kuat, dan juga tak mungkin berbuat jahat padanya.

Ia mulai mengerti, dan mengubah pertanyaannya kepada Ibrahim. “Apakah ini perintah Allah?”

“Ya,” akhirnya keluarlah suara parau dari lisan Ibrahim.

“Jika demikian, Allah tidak akan menyia-nyiakan kami.” Setelah itu, Hajar tak bertanya lagi.

Dengan langkah berat, Ibrahim pergi meninggalkan Hajar dan Ismail. Bukan karenan ia lelaki yang tidak bertanggung jawab, bukan pula semata menuruti kecemburuan Sarah, juga bukan karena ia tidak menyayangi keduanya.

Akan tetapi semua itu dilakukan karena perintah Allah, sebagai ketaatan seorang hamba pada Rabbnya.

Hajarpun setelah mengetahui alasan suaminya itu, menjadi semakin lega. Ia sangat yakin bahwa Allah merencanakan kebaikan untuknya dan untuk umat manusia.

Sebagai bentuk ketaatan pula ia rela berpisah dengan sang suami setelah 20 tahun lamanya mereka bersama.

Kesedihan Hajar perlahan sirna, hatinya dipenuhi dengan keimanan dan keyakinan bulat kepada Allah. [Ln]

 

Tags: HajaIsmailKisah Kegundahan Ibrahim Saat Meninggalkan Hajar dan Ismailmekkahnabi ibrahim
Previous Post

Awas, Rokok Mengancam Masa Depan Anak

Next Post

Keutamaan Menyebarkan Salam

Next Post
Fatwa Para Imam Ahlus Sunnah Tentang Musyarakah dalam Pemerintahan Zalim dan Non Islami

Keutamaan Menyebarkan Salam

Taman Safari Indonesia Mengumumkan Perhelatan Tahunan International Animal Photo & Video Competition 2024 yang ke-33 dengan Tema "Soul of the Wild"

Taman Safari Indonesia Mengumumkan Perhelatan Tahunan International Animal Photo & Video Competition 2024 yang ke-33 dengan Tema "Soul of the Wild"

Adab Memasuki Kamar Orangtua

Adab Memasuki Kamar Orangtua

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga