ChanelMuslim.com – Kisah Imam Ahmad yang rendah hati ini bisa jadi inspirasi bagi kita agar tidak sombong. Dari perkataan-perkataannya, kita bisa belajar bahwa kita dipandang baik oleh orang lain semata-mata hanya karena Allah menutup aib kita.
Baca Juga: Kisah Imam Ahmad dan Imam Syafi’i
Kisah Imam Ahmad yang Rendah Hati
Dahulu Imam Ahmad berdoa di dalam sujudnya:
“Ya Allah, barang siapa di dalam umat ini terdapat seseorang bukan di atas al haq dan ia menyangka sedang berada di atas al haq maka kembalikanlah ia kepada Al haq.”
Berkata Yahya bin Main:
Aku tidak pernah melihat seorang pun yang semisal Imam Ahmad bin Hambal, kami menemaninya selama lima puluh tahun. Beliau tidak pernah merasa bangga atas kami dengan sesuatu yang ada pada dirinya dari kesalehan dan kebaikan, dan beliau mengatakan, “Kita adalah kaum yang miskin.”
Berkata para Huffadz:
Kami melihat Imam Ahmad turun menuju pasar Baghdad, lalu beliau membeli seikat kayu bakar dan beliau meletakkannya di atas pundaknya, tatkala manusia mengenalinya maka para pedagang dan pemilik toko meninggalkan dagangan dan toko mereka.
Orang-orang yang sedang lewat diberhentikan di jalan-jalan mereka, mereka mengucapkan salam atas beliau dan mereka mengatakan:
“Kami pikul darimu kayu bakar itu.”
Maka beliau pun menggoyangkan tangannya dan wajahnya memerah, kedua matanya meneteskan air mata, dan beliau mengatakan, “Kita adalah kaum yang miskin, sekiranya Allah tidak menutup aib kita, niscaya akan terbeberkan aib kita.”
Ada seseorang datang untuk memberikan pujian kepada Imam Ahmad, lalu Imam Ahmad mengatakan kepadanya:
“Aku bersaksi kepada Allah sungguh aku murka kepadamu di dalam ucapan ini (karena pujian), demi Allah seandainya engkau mengetahui apa yang ada padaku berupa dosa dan kesalahan niscaya engkau taburkan tanah di atas kepalaku.’
Dan beliau mengatakan:
“Duhai kiranya aku tidak mengenal popularitas ini, duhai kiranya aku berada di lereng dari lereng-lereng Mekkah niscaya manusia tidak mengenaliku.”
[Cms]
Al_hilyah, oleh Abu Nuaim (9/181)
https://t.me/bimbingansyariah