ChanelMuslim.com – Hamzah bin Abdul Muthalib adalah paman Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ia dijuluki sebagai Singa padang pasir yang mengagumkan. Berikut adalah kisah Hamzah masuk Islam.
Baca Juga: Inilah Isi Surat Rasulullah Kepada Najasyi Pemimpin Habasyah yang Membuatnya Masuk Islam
Pembelaan Hamzah bin Abdul Muthalib terhadap Nabi Muhammad
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah berhenti mengajak mereka untuk bebas dari segala penghambaan kecuali penghambaan terhadap Allah subhanahu wa taala. Namun Abu Jahal dan para petinggi lainnya selalu mencari cara untuk menghentikan dakwah beliau.
Suatu hari, salah seorang petinggi Quraisy, Abu Jahal bertemu dengan Muhammad. Dia mencela dan memaki Beliau. Namun, Rasulullah tetap tenang, tak menanggapi perilaku Abu Jahal.
Orang-orang terus menertawakan Rasulullah setiap kali lewat. “Pembohong besar! Orang gila! Tukang sihir!”
Abu Jahal terus menyemangati orang-orang yang mengejek sambil kerap kali melontarkan caci maki juga
Rasulullah mendadak berhenti melangkah. Beliau berpaling dengan tenang menghadap Abu Jahal, dengan sorot matanya tajam. Abu Jahal berhenti dan terdiam.
Dengan wajah sayu penuh belas kasihan, Rasulullah memandang orang-orang kecil yang mengejeknya. Seketika, sorak-sorai pun mereda. Semua orang yang berada di sekitar tempat itu terpesona melihat keadaan Rasulullah. Baru kali ini mereka seolah disadarkan, betapa menyakitkannya ejekan mereka itu diterima Rasulullah.
Sorot mata Rasulullah seolah berkata, “Mengapa kalian mengejekku? Bukankah aku sedang berjuang menyelamatkan kalian dari kekejaman bangsa Quraisy dengan membawa Islam yang mulia? Seandainya kalian tahu, ejekan Abu Jahal itu tidak begitu menyakitkan dibanding kata-kata kalian, sebab kepada kalianlah Allah meyuruhku menebar kasih sayang.”
Tanpa sepatah kata pun, Rasulullah berlalu. Orang-orang bubar dengan membawa perasaan masing-masing. Tatapan Rasulullah tadi sangat berkesan di hati seorang budak perempuan. Ketika budak itu berjalan pulang, ia melihat Hamzah bin Abdul Muthalib datang.
Hamzah adalah paman Nabi, usia mereka hampir sebaya. Dari kecil, Rasulullah dan Hamzah dibesarkan bersama, bermain bersama, dan menjadi sahabat karib. Karena itulah Hamzah begitu menyayangi Rasulullah.
Hamzah berjalan gagah dan bangga memasuki Mekah. Ia betul-betul laki-laki perkasa dengan perawakan tinggi dan kekar. Dengan wajah angkuh, Hamzah melangkah sambil menyandang busurnya. Ia habis berburu.
Orang-orang yang melihatnya pun berbisik kagum.
Namun, budak perempuan tadi merasa ada yang janggal, mengapa orang segagah ini tidak membela Muhammad, keponakannya sendiri? Mengapa ia bisa setenang itu? Tahukah ia bahwa Muhammad keponakannya, dicaci maki orang?
Muhammad dihina pemimpin kabilah lain yang menjadi saingan Bani Hasyim! Pantaskah ia disebut sebagai pemuda perkasa yang pantang menyerah pada lawan, sedangkan ia tidak berbuat apa pun ketika seorang keluarga Bani Hasyim dicaci maki orang?
Dengan dada hampir meluap, budak perempuan itu menegur Hamzah, “Tuan, tidak tahukah Anda apa yang menimpa kemenakanmu itu?”
Hamzah berhenti dan budak perempuan itu menceritakan apa yang dilihatnya. Dalam sekejap saja, wajah Hamzah memerah. Tanpa berkata apa pun, ia berbalik menuju Ka’bah dengan langkah bergegas. Ia mencari Abu Jahal.
Baca Juga: Hamzah Bin Abdul Muthalib ra. [3] – Singa Allah dan Singa Rasulullah
Hamzah Masuk Islam
Sampai di depan Ka’bah, Abu Jahal bercerita kepada beberapa temannya, dengan tenang Hamzah mendekati Abu Jahal. Lalu dengan gerakan yang cepat, ia lepaskan busur panahnya dan dihantamkan ke kepala Abu Jahal berkali-kali hingga jatuh tersungkur. Darah segar mengucur deras dari dahinya.
“Beraninya engkau mencaci maki Muhammad, padahal aku telah memeluk agamanya? Coba lakukan penghinaanmu kepadaku jika engkau benar-benar jantan!”
Beberapa teman Abu Jahal serempak berdiri. Tampaknya, perkelahian tidak terhindarkan lagi. Ketika Abu Jahal melihat ini, ia mengangkat tangan untuk mencegah teman temannya. Abu Jahal yakin, dalam keadaan seperti itu, Hamzah tidak akan ragu-ragu membunuh orang.
“Kita tinggalkan saja dia! Aku memang telah mencaci maki kemenakannya,” ungkap Abu Jahal dengan napas tersengal.
Mereka pun pergi dengan geram dan murung. Namun, hati Hamzah belum lagi lega. Ia pulang dengan bimbang, “Mengapa begitu mudah kutinggalkan agama nenek moyangku?”
Setelah melewati malam yang gelisah, Hamzah akhirnya berdoa, “Ya Tuhan, jika Muhammad benar, teguhkanlah hatiku. Jika Muhammad salah, jauhkanlah aku darinya!”
Hamzah menemui Rasulullah dengan sedih dan menceritakan semua kegelisahan hatinya. Rasulullah lalu membacakan beberapa ayat Alquran.
Perlahan, hati Hamzah dipenuhi rasa tenang, haru, dan kagum. Dengan bulat hati, ia pun berkata,
“Aku menyaksikan bahwa engkau itu sungguh benar, maka itu tampakkanlah agamamu, hai anak saudaraku!”
Bukan main bersyukurnya Rasulullah. Kini, Islam telah memiliki benteng yang kuat dalam menghadapi kekerasan Quraisy. Hamzah masuk Islam pada akhir tahun keenam kenabian (nubuwwah).
Orang-orang Quraisy tidak putus asa, Mereka mempunyai cara lain untuk menekan perjuangan Rasulullah.
Kemudian seluruh kegagahan Hamzah dibaktikannya untuk membela Allah dan agama-Nya.
Hamzah bin Abdul Muthalib adalah seorang yang mempunyai otak yang cerdas dan pendirian yang kuat. Ia adalah paman Nabi dan saudara sepersusuannya. Dia memeluk Islam pada tahun kedua kenabian. Ia juga hijrah bersama Rasulullah dan ikut dalam perang Badar.
Pada Perang Uhud syahid dan Rasulullah menjulukinya dengan “Asadullah” (Singa Allah) dan menyebutnya “Sayidus Syuhada” (Penghulu atau Pemimpin Para Syuhada).
Hamzah adalah komandan Sariyah yang pertama. Sariyah adalah pasukan Muslim yang berangkat tanpa disertai Rasulullah.
Itulah kisah Hamzah masuk Islam. Semoga Sahabat Muslim dapat mengambil pelajaran dari kisah kepahlawanan Hamzah bin Abdul Muthalib.[ind/Walidah]
sumber: Telegram Siroh Nabawiyah