ChanelMuslim.com – Abdullah bin Zubair menjadi salah satu kesatria Islam yang bisa menerobos barisan pasukan musuh. Sikap pemberaninya tersebut membuat sang raja atau pimpinan musuh tewas, sehingga Islam bisa meraih kemenangan dalam perang.
Baca Juga: Abdullah bin Rawahah, Sahabat yang Jenius dan Ahli Perang
Kelahiran Abdullah bin Zubair
Dilansir channel telegram Kisah-kisah Hikmah, Abdullah bin Zubair bin Awwam radhiallahu ‘anhu adalah putra dari Asma binti Abu Bakar dan dari sahabat Zubair bin Awwam.
Beliau dilahirkan ketika ibunya sampai di Quba (dalam perjalanan hijrah) dan anak pertama dari kaum muhajirin setelah peristiwa hijrah.
Setelah kelahirannya, ibunya pun membawanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ibunya meminta Rasulullah memangku Abdullah dan meminta untuk dibawakan buah kurma.
Rasulullah pun mengunyah kurma tersebut kemudian meletakkannya di mulut sang bayi. Oleh sebab itulah yang pertama kali masuk ke lambungnya adalah air liur sang Nabi.
Kemudian, Nabi mendoakannya agar mendapat keberkahan lalu menamainya “Abdullah” seperti nama kakeknya.
Kelahirannya merupakan peristiwa yang besar karena hal itu membantah klaim kaum Yahudi yang mengatakan bahwa mereka telah menyihir kaum Muslimin sehingga tidak akan memiliki keturunan di Madinah.
Ketika ia lahir, para sahabat bertakbir sampai mengguncang seisi Madinah.
Abdullah pun tumbuh menjadi seorang penunggang kuda pemberani yang mencintai jihad. Dia ikut berjihad dengan sang ayah untuk latihan berkuda dan gulat.
Baca Juga: Kisah Orang tua Rasulullah, Abdullah dan Aminah Menikah (1)
Hebat dalam Peperangan
Beliau selalu bersama ayahnya dalam banyak peperangan, di antaranya Perang Yarmuk. Di samping itu, beliau merupakan ahli ibadah, pandai membaca Al-Qur’an, dan selalu melaksanakan salat di malam hari juga puasa di siang hari.
Amru bin Dinar berkata tentang beliau. “Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik shalatnya daripada Ibnu Zubair.”
Tsabit Al-Bunani juga berkata, “Aku melewati Ibnu Zubair ketika beliau sedang shalat di belakang maqam (di dekat ka’bah), seakan-akan ia seperti kayu yang di sandarkan, tidak bergerak sedikitpun!”
Beliau juga merupakan salah seorang sahabat yang dipilih Ustman radhiallahu ‘anhu untuk menulis ulang mushaf.
Dalam banyak peperangan, Abdullah juga menjadi pahlawan kaum Muslimin, seperto dalam pembebasan Afrika, Andalus, dan Konstatinopel (sebelum daulah ustmaniah).
Dalam pembebasan Afrika, yaitu dalam peperangan Subaithilah, kaum muslimin saat itu berjumlah 20.000 pasukan dan berhadapan dengan musuh yang berjumlah kisaran 120.000 pasukan. [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)