ChanelMuslim.com – Bagaimana akhir kesudahan yang dapat kita harapkan dari seorang tokoh yang tulus hati dan keras kemauannya demikian rupa? Sungguh, keislaman Salman al-Farisi adalah keislamannya orang-orang utama dan taqwa.
Dan dalam kecerdasan, kesahajaan dan kebebasan dari pengaruh dunia, maka keadaannya mirip sekali dengan Umar bin Khattab.
Ia pernah tinggal bersama Abu Darda’ disebuah rumah beberapa lamanya. Sedang kebiasaan Abu Darda’ beribadah di waktu malam dan shaum di waktu siang. Salman melarangnya keterlaluan dalam beribadah seperti itu.
Keislaman Salman Al-Farisi adalah Keislamannya Orang-Orang Utama
Pada suatu hari Salman bermaksud hendak mematahkan niat Abu Darda’ untuk shaum sunnah esok hari. Dia menyalahkannya: “Apakah engkau hendak melarangku shaum dan shalat karena Allah?”
Maka Salman menjawab: “Sungguh kedua matamu mempunyai hak atas dirimu. Di samping engkau shaum, berbukalah dan di samping melakukan shalat, tidurlah!”
Peristiwa itu sampai ke telinga Rasulullah, maka sabdahnya:
“Sungguh Salman telah dipenuhi dengan ilmu”
Rasulullah sendiri sering memuji kecerdasan Salman serta ketinggian ilmunya, sebagaimana beliau memuji agama dan budi pekertinya yang lurur.
Di waktu perang Khandaq, kaum Anshar sama berdiri dan berkata: “Salman dari golongan kami”. Bangkitlah pula Muhajirin, kata mereka: “Tidak, ia dari golongan kami!”
Merekapun dipanggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sabdahnya:
“Salman adalah golongan kami, ahlu bait.”
Dan memang selayaknyalah jika Salman mendapat kehormatan seperti itu.
Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah menggelari Salman dengan ‘Lukmanul Hakim’. Dan sewaktu ditanya mengenai Salman, yang ketika itu telah wafat, maka jawabannya:
“Ia adalah seorang yang datang dari kami dan kembali kepada kami Ahlu Bait.
Siapa pula di antara kalian yang akan dapat menyamai Luqmanul Hakim.
Ia telah beroleh ilmu yang pertama begitu pula ilmu yang terakhir.
Dan telah dibacanya kitab yang pertama dan juga kitab yang terakhir.
Tak ubahnya ia bagai lautan yang airnya tak pernah kering.”
Dalam kalbu para shahabat umumnya, pribadi Salman telah mendapat kedudukan mulia dan derajat utama. Di masa pemerintahan Khalifah Umar r.a. ia datang berkunjunga ke Madinah.
Maka Umar melakukan penyambutan yang setahu kita belum pernah dilakukannya kepada siapapun juga. Dikumpulkannya para shahabat dan mengajak mereka: “Marilah kita pergi menyambut Salman!” Lalu ia keluar bersama mereka menuju pinggiran kota Madinah untuk menyambutnya. [Ln]
Baca Juga:
Cerita Salman Al-Farisi Mencari Kebenaran
Cerita Salman Al-Farisi Mencari Kebenaran (2)
Cerita Salman Al-Farisi Mencari Kebenaran (3)
Cerita Salman Al-Farisi Mencari Kebenaran (4)
Akhir Cerita Salman Al-Farisi Mencari Kebenaran (5)