ChanelMuslim.com – Cahaya di atas Cahaya – Tadabbur Surat An-Nur (Bag-5), Ustadz Dr. H. Saiful Bahri, M.A
Kesembilan
Allah juga menurunkan etika interaksi kaum mukminin dengan Rasulullah SAW pada ayat (62-63), yaitu:
a. Bila mereka berada dalam satu majlis dengan Rasulullah SAW. mereka tidak meninggalkan Rasulullah kecuali setelah mereka meminta izin kepada beliau.
b. Tidak memanggil Rasulullah SAW dengan panggilan seperti mereka memanggil di antara mereka. Tapi, memanggilnya dengan sebutan yang laik bagi seorang Nabi dan Rasul Allah.
Hal ini pun masih dan tetap berlaku bagi umat Islam, meskipun saat ini Rasulullah sudah tiada. Yaitu dengan mengagungkan majlis-majlis yang mempelajari hadits-haditsnya. Juga tidak menyebut langsung nama beliau sebagai penghormatan etis kita kepada beliau.
Baca Juga: Cahaya di atas Cahaya – Tadabbur Surat An-Nur (Bag-4)
Cahaya di atas Cahaya – Tadabbur Surat An-Nur (Bag-5)
Meskipun sebagian orang mengatakan bahwa Muhammad adalah manusia sebagaimana manusia yang lain. Namun, bagi seorang mukmin beliau adalah manusia pilihan Allah yang dijadikan Nabi dan Rasul. Sebaik-baik manusia yang pernah dan akan ada di muka bumi ini.
Itulah aturan-aturan Allah.
Aturan ini bagaikan cahaya. Dan merugilah orang-orang yang tidak memerdulikan cahaya penerang hidayah ini. ”Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus (misykat), yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS Annur : 35)
Dalam surat ini Allah juga memberikan perumpamaan dan menjelaskan sikap orang-orang beriman yang menerima aturan dan hukum Allah serta tidak lalai melaksanakan hak-hak Allah. Tidak tergiur oleh gemerlapnya kehidupan dunia dan berbagai kenikmatannya yang tidak langgeng. Juga sikap dan sifat orang-orang munafik dan kafir yang menyepelekan dan tak mengindahkan aturan Allah.
Allah tunjukkan kekuasan-Nya kepada mereka semua. Penciptaan langit bumi dan seisinya. Ketundukan alam semesta dan burung-burung kepada-Nya. Pergantian siang dan malam serta penciptaan Allah atas segala makhluk hidup yang bermacam-macam.
Allah menjanjikan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan berbuat kebaikan dengan kemenangan dan dikokohkan kedudukannya di bumi-Nya. ”Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal salih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.
Dan barang-siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. Annur: 55)
Demikianlah secara singkat kandungan surat Annur.
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang ”..yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Azzumar: 18)
(Selesai)