ChanelMuslim.com – Kisah hukuman bagi suami pelit ini ditulis oleh Syarif Ridwan. Cerita ini mungkin hanya rekaan tapi semoga menjadi renungan buat para suami.
Seorang laki-laki berprofesi sebagai pedagang, akhirnya menikahi gadis pilihan hatinya. Walau berkecukupan secara ekonomi, ia amat sangat pelit memberi nafkah kepada istrinya, khususnya untuk makan sehari-hari.
Laki-laki itu bahkan tak peduli dengan aneka jenis makanan. Yang ia tahu hanya satu macam saja. Walau makan tiga kali sehari, menunya tidak pernah berubah; kacang dengan berbagai jenis olahannya.
Itulah yang jadi makanan harian, pekanan, bulan hingga sepanjang tahun berlalu.
Biar pun demikian, sang isteri tetap tabah dan sabar atas kondisinya. Sembari membicarakan hal tersebut kepada suaminya, sambil mengingatkannya bila mungkin mencoba menu dan jenis makanan lain yang berbeda.
“Sesekali engkau bisa membeli daging, ayam atau apa saja selain kacang,” katanya kepada suaminya.
Karena ia seakan tak sanggup lagi makan setiap hari hanya dengan menu kacang. Bahkan saat tertentu ia memilih lapar daripada memakannya.
Namun permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh suaminya, sambil menyebutkan manfaat dan khasiat kacang, selain harganya yang super murah.
Baca Juga: Pelit Sendirian
Hukuman Bagi Suami Pelit
Pada suatu hari, isteri pedagang pelit ini berkunjung ke rumah kerabatnya.
Walau ia tak menceritakan kondisi sehari-hari yang dilaluinya bersama sang Suami, tapi kerabatnya dapat mengetahui dari raut wajah dan tubuhnya yang agak kurus, bahwa keadaannya tidak baik-baik saja.
Mereka pun bertanya perihal diri dan suaminya. Walau menolak bicara, namun mereka tetap mendesaknya agar mengetahui masalah yang membuatnya tampak sedih dan galau.
Ia pun akhirnya mengisahkan kondisi keluarganya, khususnya sang suami yang sangat ‘hemat’ alias pelit itu.
Dan bahwa sejak hari pertama pernikahan mereka, ia tak pernah sekali pun merasakan jenis makanan lain kecuali kacang.
“Kalau begitu, biarkan perkara ini untuk kami,” jawab kerabatnya usai mendengar penjelasannya.
Mereka lalu menitipkan padanya obat tidur, dan berpesan agar mencampurnya dalam menu makan malam suaminya. Ia kemudian pulang ke rumahnya dan melakukan apa yang mereka sarankan padanya.
Setelah obat tidur bekerja, beberapa kerabatnya itu pun datang ke rumahnya dan menemukan laki-laki tersebut tidur sangat pulas akibat obat tidur yang dimakannya.
Mereka kemudian mengenakan kain kafan pada tubuh pedagang itu.
Mereka lalu membawanya ke dalam kamar yang gelap, menungguinya hingga terbangun dan menemukan dirinya berada di tempat yang gelap terbungkus kain kafan.
Ia pun menyangka dirinya telah mati. Lalu tampak samar-samar di hadapannya dua orang kerabat isterinya yang menyamar serupa malaikat dan segera menyergapnya dengan pertanyaan:
“Siapa Tuhanmu?”
Laki-laki itu semakin yakin dirinya telah mati, dan kini ia sedang ditanya malaikat Munkar dan Nakir. Dengan tubuh gemetar ketakutan, ia pun berusaha menjawab pertanyaan itu, walau terbata-bata:
“ALLah Tuhanku, tiada Ilah dan sekutu bagi-Nya!”
“Apa agamamu?”
“Islam!”
“Siapakah Nabi yang diutus kepada kalian?”
“Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam!!”
“Apa makananmu selama di dunia?”
“Kacang. Dan demi ALLah, aku tidak pernah merasakan makanan lain kecuali itu!”
“Mengapa engkau tidak pernah merasakan jenis makanan lain? Sementara ALLah berfirman, “Makanlah kalian yang baik-baik dari yang Aku anugerahkan kepada kalian? Maka siksaan akibat hanya makan kacang saja adalah dicambuk hingga hari berbangkit!”
Keduanya lalu mengeluarkan cemeti dan mulai mencambuk laki-laki itu hingga pingsan. Mereka kemudian membopong ke kamarnya dan memakaikan pakaiannya sebelum keluar meninggalkannya.
Saat siuman, ia pun bertanya kepada isterinya dengan tubuh masih gemetar ketakutan disertai rasa sakit di punggungnya,
“Adakah sesuatu yang telah terjadi padaku. Apakah aku belum mati..?”
“Tidak, tidak terjadi apa-apa. Engkau lihat dirimu masih hidup, bukan? Aku buatkan sarapan dulu, ya.!? Masih ada kacang yang segera kusiapkan untukmu!”
“Stooop.., jangan…! Jangan lagi beli kacang, siksaannya bisa hingga hari berbangkit..!! Biarkan aku ke pasar membeli daging dan buah-buahan.
Tidakkah engkau tahu, bahwa ALLah Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”
Baca Juga: Catatan Istri untuk Suami
Hikmah Kisah Hukuman bagi Suami Pelit
Suami yang pelit lebih berbahaya dari penyakit kanker bagi isteri dan anak-anaknya.
Orang pelit kelak dihisab sebagai orang kaya, walau hidup serupa fakir miskin.
Sifat pelit menutup pintu rezeki, menghilangkan keberkahan, membunuh rasa cinta dan menghapus senyum dalam rumah.
Semoga para suami dan calon suami yang membaca ini bisa mengambil hikmahnya ya.[ind]