TOKOH Islam yang berumur pendek tapi dilimpahi keberkahan salah satunya adalah Khalifah Umar ibn Abd Al-Azis (682-720). Usianya “hanya” 38 tahun. Masa pemerintahannya pun sangat singkat, tak lebih dari 3,5 tahun.
Namun, di masa pemerintahannyalah kemakmuran negeri tak tertandingi hingga kini. Baitul Maal negara sampai kesulitan mencari penerima zakat.
Nyaris seluruh penduduk negeri telah sampai nisabnya untuk mengeluarkan zakat.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek Herlambang menulis, sejak dahulu, manusia menginginkan umur yang panjang dan berkah. Yahudi adalah ras bangsa yang tergila-gila dengan umur panjang.
Dalam doa-doa mereka, disebutkan kata-kata yang maknanya meminta umurnya dipanjangkan. Tujuannya untuk mendapatkan kenikmatan duniawi yang lebih lama.
Kalau zaman dulu, mereka mengandalkan doa, di abad modern ini mereka berusaha mencari cara melalui kemajuan teknologi.
Seperti yang dilakukan ilmuwan di Cornell Medical College, New York, Amerika Serikat, Dr Todd Evans, yang mempelajari sel punca Yahudi Ashkenazi.
Melaui riset yang dilakukan pada sel jantung, paru-paru, hati, dan sel lainnya, ditemukanlah “sel panjang umur” yang bisa mengusir serangan jantung, kanker, dan penyakit yang mengancam jiwa lainnya
Dr. Evans bersama timnya mengekstrak sel punca dari darah orang Yahudi yang sudah lanjut usia, kemudian mereka mengubahnya menjadi sel organ vital.
Sel organ vital yang sehat tersebut akan dimanfaatkan untuk “memperpanjang usia” seseorang!
Islam secara tegas telah menyebutkan, bukan sekadar umur yang panjang, namun umur yang berkah. Sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Ketika ditanya tentang siapa orang yang paling baik, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab,
”Yaitu orang yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sedangkan orang yang paling buruk adalah orang yang panjang umurnya tetapi buruk amalnya.” [HR Ahmad].
Baca Juga: Generasi yang Kuat akan Mengundang Pemimpin yang Kuat
View this post on Instagram
Deretan Tokoh Islam Berumur Pendek tapi Dilimpahi Keberkahan
Sejarah mencatat, orang-orang yang usianya “pendek”, namun hidupnya berlimpah berkah.
Yang paling masyhur adalah Umar ibn Abd Al-Azis (682-720). Usianya “hanya” 38 tahun. Masa pemerintahannya pun sangat singkat, tak lebih dari 3,5 tahun.
Namun, di masanyalah kemakmuran negeri tak tertandingi hingga kini. Baitul Maal negara sampai kesulitan mencari penerima zakat. Nyaris seluruh penduduk negeri telah sampai nisabnya untuk mengeluarkan zakat.
Lalu ada anak-anak muda yang di usia belia telah mencatat sejarah dengan tinta emas.
Tersebutlah Usamah bin Zaid. Ia merupakan panglima Islam termuda, usianya baru 18 tahun, sekaligus panglima terakhir yang ditunjuk langsung oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjelang wafatnya.
Hanya dalam waktu 40 hari, pasukan yang dipimpinnya kembali ke Madinah membawa sejumlah harta rampasan perang tanpa jatuh korban satu pun.
Berikutnya, ada Abdurrahman ad Dhakil, Sang Rajawali Umayyah. Di usia19 tahun, seorang diri berhasil lolos dari kejaran Bani Abasiyyah sampai ke Andalusia dan mencatatkan sejarahnya dengan gemilang.
Tak hanya anak-anak muda yang memiliki energi dahsyat. Tercatat, mereka yang diberikan umur panjang pun tak kedor semangat jihadnya.
Seperti Abu Ayyub al Anshari. Di usia 90 tahun, sahabat mulia itu ikut berjihad bersama pasukan Muslimin untuk membebaskan Konstantinopel.
Ucapannya abadi hingga kini, “Kuburkan aku di bawah tembok Konstantinopel, supaya aku mendengar gemerincing pedang pasukan terbaik dan pemimpin terbaik yang berhasil membebaskannya.”
Lalu ada mujahidah mulia Ummu Haram binti Milhan al-Anshariyyah.
Ia adalah istri sahabat mulia Abul Walid Ubadah bin ash-Shamit. Bersama suaminya, ia ikut pasukan pertama yang menyeberang laut Mediterania.
Ibnu Katsir dalam kitab “Al-Bidayah wan Nihayah” menuliskan usia Ummu Haram 80 tahun kala itu!
Lebih menakjubkan lagi, ternyata itu bukan jihad terakhirnya. Ia sempat kembali dengan selamat dan baru pada keberangkatan kedua, syahid di wilayah yang sekarang bernama Ciprus.
Anugerah umur panjang tidak akan bernilai sama sekali jika tidak diisi dengan amal shaleh. Bahkan, boleh jadi hanya menjerumuskan ke dalam azab.
Sebaliknya, umur pendek jika seluruhnya digunakan di jalan Allah, akan membuat hidupnya tak lama namun bermakna hingga ke surga-Nya.[ind]