ChanelMuslim.com – Belajar berdiplomasi dari Al-Mughirah bin Syu’bah berlanjut dengan perkataan beliau. Al-Mughirah menambahkan bahwa terdapat kerancuan yang tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kecerdasan yang tinggi.
Baca Juga: Belajar Berdiplomasi dari Al-Mughirah bin Syu’bah (1)
Belajar Berdiplomasi dengan Mengetahui Perkataan Al-Mughirah
“Menurut pendapat saya, hal ini merupakan suatu kerancuan yang tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang mengaku mempunyai kecerdasan yang tinggi.
Dan sebenarnya saya tidak berkepentingan untuk datang ke istana ini. Akan tetapi, karena kalian mengundang saya untuk datang ke mari. Saya sudah mengetahui bahwa kondisi kalian melemah, maka dengan mudah kalian akan dapat dikalahkan musuh.
Ketahuilah oleh kalian bahwasanya suatu pemerintahan tidak akan dapat berjalan kalau perilaku penguasanya seperti ini.”
Mendengar ucapan itu, tampak terjadi pergolakan batin di antara semua yang hadir. Hal ini terlihat dari perubahan raut wajah mereka.
Di antara mereka pun banyak yang saling berbisik membenarkan perkataan Al-Mughirah.
Sementara itu, seorang pengawal Panglima Rustum memberikan komentarnya.
“Demi Tuhan, sesungguhnya orang Arab ini telah melontarkan suatu ucapan yang selalu digembar-gemborkan oleh para hamba sahaya kita.”
Kemudian, sebagian dari mereka mulai berpikir dan berkata dalam hati.
“Lalu, bagaimana dengan para penguasa dan pembesar negeri kita ini? Tentunya mereka berbeda jauh dengan kita dalam hal makan, minum, tempat tinggal, pakaian, dan sebagainya.
Lebih dari itu, terkadang mereka bersikap angkuh dan sombong kepada kita, bahkan sering merendahkan martabat kita.”
Baca Juga: Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020 Berakhir
Serangan Balik Panglima Rustum
Akhirnya, terbesitlah juga pertanyaan di benak mereka.
“Mengapa kita rela berkorban dan berbakti kepada pembesar negeri yang hanya mengejar kesenangan dunia tanpa pernah memikirkan nasib kita selanjutnya?”
Dari sinilah, terjadi keguncangan jiwa hebat yang membuat mereka bimbang dan memiliki keraguan dalam hati terhadap pemimpin.
Panglima Rustum hanya bisa terkejut menyaksikan pergolakan batin yang terjadi pada jiwa anak buahnya.
Sang panglima pun berpikir dan berusaha melakukan serangan balik dengan meminta anak buahnya mengingat ajaran nenek moyang mereka.
“Wahai para pengawalku, ingatlah! Kita ini telah dikenal sejak dahulu kala sebagai bangsa yang kuat dan tangguh melebih bangsa yang lain.
Tidak ada bangsa di dunia ini yang mengungguli kejayaan bangsa kita. Dengan mudah kita dapat mengalahkan bangsa-bangsa lain di hamparan jagad raya ini.
Seandainya Tuhan tetap mengizinkan kita, maka kemenangan dan kejayaan itu akan tetap berada di tangan bangsa kita.” [Cms]
(Bersambung pada bagian ketiga)