Kisah Abrahah menyerang Ka’bah bisa kita lihat dalam surah Al-Fiil, dimana ia membawa pasukan yang besar denga misi terselubung. Tidak hanya masalah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Mekkah dengan simbol Ka’bahnya namun ada misi lain yang sangat berkaitan erat dengan kekuasaan.
Sebelum itu mari kita simak surah Al-Fiil ayat pertama, Allah berfirman:
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ – ١
Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?
Tidak sekedar memperhatikan, Allah menyuruh kita untuk menganalisa serta mengamati bagaimana tindakan Allah kepada Ashahabul Fiil yaitu Abrahah dan pasukannya.
Jumlah pasukan Abrahah sebanyak puluhan ribu ada yang mengatakan 20.000 ada pula yang mengatakan hingga 60.000 pasukan.
Ini artinya pasukan Abrahah adalah kekuatan besar yang terdiri dari kumpulan kabilah di Jazirah Arab. Karena jika hanya satu kabilah, maka tentunya ini tidak mungkin terjadi. Kekuatan satu kabilah maksimal sekitar 1000 sampai 3000 pasukan.
Sebaliknya, gajah yang dibawa hanya sejumlah 13 ekor. Gajah disini digunakan untuk menakutkan lawan, dengan memberikan ketakutan pada lawan maka mereka bisa meraih kemenangan di awal.
Baca Juga: Kiswah Ka’bah Diganti dengan yang Baru
Alasan Abrahah Menyerang Ka’bah
Lalu di ayat kedua ini yang menjadi alasan utama penyerangan Abrahah, Allah berfirman:
اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ – ٢
Bukankah Dia telah menjadikan Kaid mereka itu sia-sia?
Kaid disini berarti usaha atau rencana yang terselubung. Jadi usaha terselubung ini adalah alasan dibalik penyerangan ka’bah oleh pasukan Abrahah.
Abrahah dan pasukannya menyerang Mekkah untuk menjadikan Yaman sebagai pusat kekuatan di Jazirah Arab. Terutama dalam hal ekonomi.
Dan ini tidak mungkin dilakukan kecuali meruntuhkan Ka’bah sebagai icon dari Mekkah karena saat itu Mekkah menjadi pusat kekuatan ekonomi dunia.
Abrahah adalah pemimpin yang congkak dan kejam. Para pegawai yang terlambat datang bekerja maka akan dipotong tangannya.
Ia juga membangun Killis atau katedral bukan untuk mengembangkan ajaran agama Nasrani, namun untuk menghindari hukuman raja Habasyah.
Abrahah sangat terobsesi dengan kekuasaan, ia melakukan segala cara untuk menjadi orang nomor satu di Yaman, bahkan dengan membunuh atasannya yang bernama Aryath.
Sebelumnya Abrahah dan Aryath dikirim oleh raja Habasyah untuk menaklukkan Yaman karena Yaman adalah salah satu kekuatan Persia.
Sedangkan Habasyah adalah kaki tangan Romawi. Maka tentunya Romawi harus mengambil alih Yaman untuk melemahkan kekuatan Persia.
Saat Yaman telah berhasil di taklukkan oleh Aryath dan kekuasaan berada di tangannya. Maka Abrahah membunuh Aryath untuk merebut kekuasaannya.
Di hadapan Habasyah ia berdalih bahwa apa yang mereka lakukan karena masalah pribadi. Dan untuk menutupi kesalahannya, ia membangun Killis atau katedral untuk menarik hati Raja Habasyah. [Ln]