KISAH tentang seseorang yang mencela sahabat Rasulullah ini bisa menjadi pelajaran untuk kita. Kita harus menjaga lisan kita agar tidak sembarangan dalam berucap. Izzuddin Yusuf Al-Mushili mengisahkan:
Dulu kami punya teman, namanya: Asy-Syams Ibnul Hasyisyi, dia biasa mencela Sahabat Abu Bakar dan Umar –radliallahu anhuma– dan ia berlebihan dalam hal itu.
Baca Juga: Kisah Kejujuran Para Sahabat Rasulullah
Kisah Seseorang yang Mencela Sahabat Rasulullah
Maka kukatakan kepadanya: “Ya Syams, sungguh buruk bila kamu mencela mereka, apalagi kamu sudah tua! Apa urusanmu dengan mereka, mereka sudah tiada sejak 700 tahun, dan Allah berfirman (yang artinya): ‘Itulah umat yang telah lalu!”
Tapi jawaban dia: “Demi Allah, demi Allah.. Abu Bakar, Umar, dan Utsman benar-benar di Neraka”.
Dia mengatakan itu di depan khalayak ramai, sehingga berdiri bulu kudukku, maka kuangkat tanganku ke langit, dan kukatakan: “Ya Allah, Dzat penakluk seluruh hamba-Nya, wahai Dzat yang tiada sesuatupun yang samar bagi-Nya, aku memohon kepada-Mu… bila ‘anjing’ ini berada di atas kebenaran, maka turunkanlah kepadaku tanda kekuasaan-Mu.
Sebaliknya, apabila dia zalim (dalam tindakannya), maka turunkanlah kepadanya sekarang juga sesuatu yang bisa menjadikan mereka tahu, bahwa dia dalam kebatilan.”
Maka, dua matanya membengkak hingga hampir saja keluar, badannya menghitam hingga seperti aspal dan membengkak, dan keluar dari tenggorokannya sesuatu yang dapat mematikan burung.
Lalu dia dibawa ke rumahnya, tapi tidak sampai 3 hari dia mati, dan tidak ada seorang pun yang bisa memandikannya, karena perubahan yang terjadi pada badan dan kedua matanya. Lalu dia dikuburkan -semoga Allah tidak merahmatinya-… Kisah ini benar adanya, dan terjadi pada tahun 710 H.
Mencela seseorang yang diketahui kemuliaannya merupakan suatu hal yang tak terpuji. Dan meski pun kita mencela orang yang berbuat salah, hal itu juga bukan suatu hal yang patut.
Karenanya jagalah lisan jangan mudah mengatakan yang buruk pada orang lain, karena boleh jadi yang mencela tidak lebih baik dari yang dicela. (w/Cms]
[Kitab Dzail Tarikhil Islam, Karya Imam As-Sakhowi Asy-Syafi’i (w 902 H), hal: 117]