MERAWAT amal saleh setelah bulan suci Ramadan tentu tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa.
Ramadan kita dapat dikatakan berhasil apabila ada perbedaan amal yang dilakukan (mengarah ke arah positif) setelah bulan suci tersebut pergi.
Apakah tetap berlanjut dan justru bertambah, atau justru malah menyusut menjadi berkurang, seperti tidak berbekas.
Ustaz Lutfi Firdaus Munawar, MA menyampaikan dalam kajian di Masjid Darul Hikmah Yapidh Bekasi mengenai tujuan merawat amal saleh setelah Ramadan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pertama, agar istiqomah dalam beribadah di 11 bulan berikutnya.
Kedua, agar mampu husnul khatimah saat di akhir hayat kelak.
Sangat jarang orang bisa husnul khatimah bila kesehariannya tidak Istiqomah dalam beribadah.
Ketiga, sebaik-baiknya amal. Karena amal tidak ditentukan oleh banyaknya, tapi ditentukan oleh kontinuitas nya walau hanya sedikit.
Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca juga: Kultum Ramadan Hari Kedua Puluh Lima, Syarat Diterimanya Sebuah Amal
Tujuan Merawat Amal Saleh Setelah Ramadan
Keempat, tetap dicatat menjadi amal kebiasaan saat uzur atau berhalangan.
Contohnya, seseorang biasa sholat berjamaah. Tiba-tiba di keadaan tertentu karena sakit atau safar, menyebabkan tidak bisa sholat berjamaah.
Seseorang biasa melaksanakan puasa Ayyamul Bidh.
Suatu ketika tidak bisa melaksanakannya karena sakits. Maka Allah akan mencatatnya sebagai suatu amalan, walau tidak melaksanakannya.
Contoh lainnya juga seperti orang kaya dengan rutin melakukan sedekah.
Namun tiba-tiba menjadi miskin (bukan karena dosa atau maksiat). Maka Allah akan mencatat amalnya walau hanya berbentuk niat.
Maka ketika sholat sendiri tetap dihitung oleh Allah seperti sholat berjamaah.
Kelima, ibadah yang agung dan mulia.
Iman itu naik turun, dan hati itu mudah terbolak-balik. Maka akan menjadi ibadah yang agung dan mulia jika berhasil merawat dan menjaganya.
Keenam, bisa mendapatkan karomah (keajaiban yang diberikan Allah pada hamba-Nya yang terpilih karena kesalehannya, yang tidak diketahuinya).[Sdz]