MENCARI teman seperjalanan tidak mudah. Apalagi yang mampu menemani dalam suka dan duka. Karenanya, bisa dibayangkan seperti apa mengasyikkannya sosok Ibn Bathutah.
Uttiek M. Panji Astuti menulis tentang perjalanan 28 tahun hidup Ibn Bathutah mengelilingi bumi Allah Subhanahu wa taala yang luas.
“Sesungguhnya Fulan adalah orang yang jujur,” lapor seorang pemuda.
“Pernahkah engkau safar dengannya?”
Pemuda itu menjawab, “Tidak.”
“Maka engkau tidak mengenalnya,” jawab Khalifah Umar ibn Khattab.
Penilaian Sang Khalifah atas kesaksian seseorang dikuatkan dengan menanyakan pernahkah safar dengannya?
Mengapa safar bersama menjadi salah satu barometer? Karena saat safar seseorang akan terlihat aslinya.
Kalau ia baik, maka kebaikan itu akan terlihat nyata. Pun sebaliknya, kalau hanya manis di muka, maka tak perlu menunggu lama, sifat aslinya akan terlihat juga.
Mencari teman seperjalanan yang seiring sejalan dalam suka dan duka tak mudah. Karenanya, bisa dibayangkan seperti apa mengasyikkannya sosok Ibn Bathutah.
Baca Juga: Ibnu Al Haytham, Bapak Optik Modern
Teman Seperjalanan Seperti Ibn Bathutah
View this post on Instagram
Sang pengelana yang menghabiskan 28 tahun hidupnya untuk mengelilingi bumi Allah yang luas.
Perjalanannya ditempuh dengan berjalan kaki, berkuda, dan berlayar tak kurang dari 120.700 km dan melewati lebih dari 41 negara modern.
Semisal Ibn Bathutah pribadi yang “menyebalkan”, pastilah ia banyak “dikerjain” orang di sepanjang perjalanannya.
Namun nyatanya, ia justru dihujani hadiah dari para penguasa negeri-negeri yang dilaluinya. Tak hanya itu, ia juga dipercaya menjadi qadi dan hakim di beberapa negara.
Sebagaimana Ibn Bathutah yang selalu memulai perjalanan dari rumah Allah, Uttiek akan melakukan perjalanan ke Baitullah dan dilanjutkan ke negeri indah lainnya.[ind]