TULISAN yang mencubit jiwa berjudul Si Manusia Sok Sibuk hingga Enggak Punya Waktu untuk Al-Qur’an ini ditulis oleh Ahmad Khoirul Anam di akun @rindu_surga_ pada 19 Juli 2022.
Apa kabar orang-orang yang mengeluh sibuk tak punya waktu untuk Al-Quran, tapi begitu datang masa luang malah males-malesan?
Akui saja. Sebenarnya kita tidak sibuk. Hanya sok sibuk. Mudah saja melihat apakah seseorang benar-benar sibuk, ataukah hanya sok sibuk. Lihatlah bagaimana cara ia menyikapi waktu luang.
Jika sepanjang pagi hingga sore mengaku sibuk tak sempat membaca Al-Quran, maka lihat bagaimana ia memanfaatkan malamnya.
Jika ternyata hanya bersantai tanpa tujuan, berarti ia tak benar-benar sibuk, tapi sok sibuk.
Jika selama weekday mengaku sibuk tak sempat murojaah, maka lihat saja bagaimana ia menghabiskan masa weekend-nya. Jika tetap tak ada momen untuk murojaah, sebenarnya ia tidak sibuk, melainkan sok sibuk.
Lihatlah bagaimana dirimu memanfaatkan waktu luangmu, waktu pada sepertiga malam terakhir, waktu saat istirahat di sela-sela pekerjaan, waktu jeda saat menanti dosen berikutnya,
waktu santai ketika pulang dari sekolah, waktu kosong dari sibuknya jadwal pondok, waktu bengong saat menyetir kendaraan, hingga waktu sempit ketika diam menunggu lampu merah di perjalanan.
Adakah Al-Quran pada momen-momen itu?
Baca Juga: Suami Sibuk dengan Handphone dan Pekerjaannya
Si Manusia Sok Sibuk
Bukankah mengherankan, mengaku sibuk dari Al-Quran, tapi saat luang tak ada sedikit pun ‘jatah’ untuk Al-Quran?!
Sudahlah. Akui saja. Kita ini jangan sok sibuk terhadap Al-Quran. Demi Allah, Al-Quran tak butuh kita. Kita lah yang sungguh membutuhkannya.
Duhai, di hari kiamat nanti, bagaimana mungkin Al-Quran akan datang menjadi penolong, jika di dunia ini, sekedar meluangkan waktu bersamanya saja masih mengaku sibuk.
Sungguh, mereka yang paling mengaku sibuk dari Al-Quran di dunia, adalah mereka yang akan paling sibuk meratapi nasibnya di akhirat.
Mulai hari ini. Mari kita berjanji, agar terhadap Al-Quran tak lagi menjadi manusia sok sibuk. Allah tahu kau sibuk, tapi jangan pernah merasa sok sibuk di hadapan Dzat Yang Maha Sibuk.
Akui saja. Bertaubatlah atas kelalaian dari Al-Quran, sebab perbaikan hanya mungkin terjadi jika kita mengakui kealpaan diri.[ind]