ChanelMuslim.com – Seumpama Peci dan Sepatu
Dua bagian dari busana keseharian ini menarik buat disimak: peci dan sepatu. Peci selalu berada di atas, sementara sepatu tak pernah berada di posisi lain kecuali di bawah.
Peci dan sepatu seperti menunjukkan nilai kehormatan yang berbeda. Peci seolah lebih mulia dari sepatu. Perhatikanlah, apa yang lebih dulu dikenakan saat masih di dalam rumah? Jawabannya peci, sementara sepatu baru dipakai ketika akan meninggalkan rumah.
Baca Juga: Makna Peci Merah dan Pangsi Bagi Heri Koswara
Seumpama Peci dan Sepatu
Begitu pun ketika tiba di lokasi tujuan. Apa yang lebih dulu ditanggalkan dan ditinggalkan? Jawabannya sepatu, sementara peci bisa tetap terpakai atau dibuka di saat keadaan tertentu di dalam ruangan. Cara pelepasannya juga berbeda. Sepatu kadang dilepas hanya dengan kaki saja, bergantian. Tapi peci, tidak pernah dilepas dengan kaki, melainkan dengan tangan.
Ketika di momen-momen terhormat seperti bercermin, berfoto sendiri atau bersama, pertemuan, dan sejenisnya; peci lebih pantas hadir daripada sepatu. Kalau pun hadir, sepatu tak pantas tampil mencolok. Ia selalu tersembunyi di posisi bawah.
Yang paling mencolok ketika si pemakai memasuki tempat paling mulia di muka bumi: masjid, peci tak pernah merasa gusar kalau dirinya akan dilepas. Tapi sepatu, si pemakai bisa dibilang tak waras jika ia disertakan kedalam ruang yang bersih dan suci itu.
Kalau ditanya lebih mulia mana peci dan sepatu? Mungkin bisa dijawab peci berdasarkan posisinya seperti itu di banding sepatu.
Namun, jika ditanya, si pemakai akan lebih memilih mana saat akan keluar rumah: peci atau sepatu? Rasanya, tak ada yang mau mengenakan peci tanpa sepatu. Sementara, banyak yang mengenakan sepatu tanpa peci.
**
Ternyata, kehormatan atau kemuliaan sesuatu tidak bergantung di posisi mana ia berada. Keikhlasan dan pengorbanan yang tuluslah yang sebenarnya memposisikan sesuatu menjadi lebih terhormat atau mulia. Walaupun ia tak pernah di posisi atas, dan walaupun ia terkesan seperti diinjak. (Mh)