ALAM kubur adalah persinggahan pertama manusia setelah wafat dan termasuk awal perjalanan kehidupan akhirat. Malaikat akan memberikan pertanyaan kepada mayyit di dalam kubur mengenai masalah-masalah keagamaan yang diyakininya.
Saat ditanya oleh para malaikat Munkar-Nakir, manusia di dalam kubur berada dalam posisi didudukkan, berdebat, dan ditanya.
Syaikh ‘Utsaimin dalam kitab Ensiklopedi Fatwa Syaikh ‘Utsaimin yang ditulis oleh Syaik Sholah Mahmud As-Said, hubungan ruh dan badan setelah kematian tidak bisa dianalogikan seperti hubungan ruh dan badan saat masih hidup di dunia. Keduanya memiliki kondisi lain yang manusia tidak mengetahuinya.
Baca Juga: Hukum Meninggikan Tanah Timbunan Kuburan
Seputar Alam Kubur, Azab Kubur hingga Pertanyaan di Dalam Kubur
Selain menerima beberapa pertanyaan seputar keimanan, mayyit di dalam kubur juga ada yang mendapat siksaan dan ada pula yang mendapatkan kenikmatan kubur.
Orang yang beriman dan senantiasa beramal shalih akan merasakan kenikmatan kubur.
Ketika malaikat Munkar dan Nakir bertanya kepada mayyit, “Siapa Tuhanmu? Apa agamamu?” Ia menjawab, “Allah Tuhanku dan Islam agamaku.”
Mereka lalu menanyainya lagi, “Apa pendapatmu mengenai laki-laki yang diutus di tengah-tengah kalian ini?”
Ia jawab, “Dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya yang membawa kebenaran kepada kami.”
Malaikat bertanya lagi, “Bagaimana engkau mengetahui hal tersebut?” Ia jawab, “Aku membaca kitab Allah subhanahu wa ta’ala sembari mengimani dan membenarkannya.”
Jawaban-jawaban tepat dan memuaskan dari seorang hamba tersebut melapangkan kuburnya, aroma dan wewangian surga juga hadir menyelimutinya.
Allah juga menjanjikannya ranjang dan pakaian terbaik dari surga serta dibukakan untuknya satu pintu ke surga.
Sebaliknya orang kafir, orang munafik dan orang yang biasa bermaksiat akan mendapatkan siksa kubur. Saat ditanya oleh malaikat, “Siapa Tuhanmu?” Ia jawab, “Hah… Hah… Entah aku tidak tahu!”
Keduanya (Mungkar dan Nakir) bertanya lagi, “Apa agamamu?” Ia jawab, “Hah… Hah… Entah aku tidak tahu!”
Mereka lalu bertanya, “Apa pendapatmu mengenai laki-laki yang diutus di tengah-tengah kalian ini?” Ia jawab, “Hah… Hah… Entah aku tidak tahu!”
Di riwayat lain disebutkan, ia menjawab, “Aku tidak tahu. Dulu aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, lalu aku ikut-ikutan mengatakannya.”
Maka disiapkan untuknya ranjang dan pakaian dari neraka dan dibukalah untuknya satu pintu neraka.
Panas dan racun neraka pun masuk kepadanya dan menyesakkan kuburnya hingga tulang-tulang rusuknya hancur berhamburan.
Percakapan di atas adalah kutipan dari hadis yang diriwayatkan oleh al-Manhal ibn ‘Amr dari al-Barra’ bin ‘Azib yang disebutkan oleh Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah. [Ln]