QATAR bisa dianggap sukses menyelenggarakan piala dunia. Dan kesuksesan yang paling penting adalah terbukanya mata dunia tentang keindahan dan keagungan ajaran Islam.
Piala dunia sepak bola berlangsung selama kurang lebih satu bulan. Dan selama itu, jutaan warga dunia berinteraksi langsung dengan lingkungan tuan rumah penyelenggara.
Qatar Sukses Mengenalkan Islam
Tidak seperti negeri-negeri muslim yang minder dengan suasana keislaman lokalnya, Qatar justru menjadikan Islam sebagai jendela dan pintu masuk negerinya.
Mereka menyiapkan berbagai kaligrafi hadis tentang akhlak lengkap dengan artinya dalam bahasa Inggris. Kaligrafi-kaligrafi itu dipajang di tempat-tempat yang mudah ‘ditangkap’ mata.
Antara lain, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebersihan, tentang ucapan salam, tentang mengharga waktu, kasih sayang sesama manusia, dan lainnya.
Menariknya, syiar-syiar tulisan itu bukan sekadar slogan. Tapi, Qatar juga membuktikannya secara nyata. Mulai dari keadaan negerinya yang bersih, rapi, aman, nyaman, dan jubir-jubir yang ramah menerangkan apa itu Islam.
Qatar juga mampu membuktikan kalau mereka sebagai tuan rumah yang baik. Mulai dari sarana umum yang sangat memadai, dan berbagai pelayanan yang bermutu.
Dalam mengenalkan Islam, para jubir juga sukses mengajak warga dunia untuk ikut mempraktekannya. Mulai dari busana hijab untuk wanita, hingga mengajak mereka untuk merasakan suasana masjid.
Para tamu dunia itu diajak untuk bersama menikmati lantunan tilawah Al-Quran, suara azan, wudhu, dan suasana shalat berjamaah di masjid.
Sekali lagi, tak ada rasa minder dari warga dan pemerintah Qatar bahwa mereka seorang muslim. Hal ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wata’ala.
“Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab, marilah menuju kepada satu kalimat yang sama antara kami dan kamu. Bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.
“Jika mereka berpaling, maka katakanlah, ‘Saksikanlah bahwa kami adalah orang muslim.” (QS. Ali Imran: 64)
Manipulasi Dunia tentang Islam
Pasca keruntuhan kekhalifahan Utsmani di Turki, Barat terus memanipulasi Islam dan umatnya. Mulai dari penjajahan ke negeri-negeri muslim hingga propaganda terorisme.
Penjajahannya tidak lagi secara kuno. Tapi secara kamuflase melalui apa yang disebut proxi. Yaitu, penguasaan kebijakan sebuah negara oleh negara besar, seperti Amerika dan lainnya.
Kekuatan Islam tak boleh berkuasa. Inilah yang terjadi di era empat puluhan hingga saat ini. Meskipun prosesnya secara demokratis seperti yang di’sunnah’kan Barat.
Lihatlah apa yang pernah terjadi di Aljazair, Mesir, Afghanistan, dan negeri-negeri muslim lainnya. Hasil pemilu yang demokratis bisa diabaikan begitu saja.
Begitu pun yang hingga saat ini terjadi di Turki. Begitu transparan bagaimana Barat berusaha untuk menjatuhkan kepemimpinan Erdogan.
Menjadikan Umat Islam Malu dengan Islamnya
Salah satu gol dari manipulasi terhadap umat Islam adalah menjadikan umat Islam malu atau minder dengan identitas keislamannya.
Melalui kekuatan media dan film, Barat menyuguhkan sosok lain dari hijab: bengis, misterius, jahat, tertutup, intoleran, dan lainnya.
Mereka pun berusaha mengidentikkan Arab dengan teroris. Semua rekayasa terorisme selalu menampilkan wajah-wajah Arab. Mulai dari wajah hingga nama dan asal negara.
Umat Islam dunia dikondisikan untuk malu sebagai umat Islam. Kalau ada wanita yang berpakaian minim, tidak pernah akan pemeriksaan yang jelimet di bandara atau tempat umum. Tapi jika yang berhijab, terlebih lagi dengan cadar, pemeriksaan menjadi begitu rumit dan jelimet.
Allah Tetap Menyempurnakan CahayaNya
Abdul Muthalib, kakek Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, pernah ditanya oleh utusan Abrahah sebelum mereka akan menghancurkan Ka’bah.
Utusan itu kira-kira mengatakan, “Apa kompensasi yang kamu minta jika Ka’bah kami robohkan?”
Abdul Muthalib menjawab, “Kami hanya perlu keselamatan warga, harta, dan ternak kami. Tentang Ka’bah, ada yang memiliki dan melindunginya.”
Begitu pun dengan Islam. Islam itu Allah yang turunkan, dan Allah juga yang akan menjaganya. Jadi, jika banyak pihak yang ingin menghapus Islam dari muka bumi, itu sama saja dengan berhadapan dengan pemilik Islam yang sebenarnya, Allah subhanahu wata’ala.
Allah berfirman, “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahayaNya meskipun orang-orang kafir membencinya.” (QS. Ash-Shaf: 8)
Siapa sangka di balik pesta olah raga dunia yang berlangsung di Qatar, di situ ada ‘pencerahan’ tentang wajah Islam yang sebenarnya. [Mh]