TAHUKAH kamu tentang puasa seekor ular dan ulat? Ada perbedaan mendasar antara puasa hewan melata tersebut. Perbedaan itu terlihat jelas justru setelah keduanya mengakhiri masa puasa.
Baca Juga: Ular dan Penampakan Jin
Puasa Seekor Ular dan Ulat
Seekor ular yang akan berganti kulit akan berpuasa selama sekitar 14 hari. Ia tidak makan dan minum, bahkan, tidak melakukan aktivitas apa pun.
Usai berpuasa, ular pun menjadi ular seperti sebelumnya. Wujudnya tidak berubah, makan dan minumnya seperti yang dulu, perilakunya pun tetap sebagai umumnya ular: culas, rakus, ganas, dan menakutkan.
Sementara ulat juga berpuasa seperti ular. Hal itu terjadi ketika ia akan melalui masa metamorfosis sebagai kepompong. Sekitar 7 hari, ia tidak makan dan minum, termasuk tidak beraktivitas sama sekali.
Usai berpuasa, ulat sangat berbeda dengan ular yang sama-sama menuntaskan masa puasa. Ulat berubah drastis: wujudnya tidak menjijikkan seperti sebelumnya.
Ia tampil begitu indah dengan corak warna yang memukau. Tak seorang pun yang tidak terpesona dengan wujud barunya.
Ia pun tidak berjalan dengan perut seperti sebelumnya. Melainkan terbang dengan sayap indah. Ia tidak lagi cenderung dengan tarikan bumi yang kotor, tapi terbang di ke langit yang jernih.
Ulat pun tidak lagi rakus seperti sebelumnya. Ia begitu berhati-hati memilih makanannya. Makanannya kini begitu sehat dan bermanfaat, khususnya untuk lingkungan sekitar.
Usai berpuasa, ulat berubah drastis menjadi kupu-kupu yang mempesona. Sementara ular, tetap sebagai ular yang culas, rakus, dan menakutkan.
Sahabat Muslim, dari hewan melata tersebut, kita bisa mengambil inspirasi tentang puasa. Semoga puasa yang kita lakukan membentuk kita seperti puasa ulat.
Jangan seperti ular yang tidak mengubah apa pun, kecuali sekadar rutinitas dan tampilan luar saja. [muhammad nuh/Cms]