PROTES Abdurrahman terhadap Mu’awiyah. Keberanian dan karakter kuat yang dimiliki Abdurrahman bin Abu Bakar sangat menonjol. Suatu hari, Mu’awiyah memutuskan mengangkat Yazid sebagai Khalifah menggantikan dirinya, tanpa musyawarah.
la mengirimkan keputusan itu kepada Marwan, gubernurnya di Madinah, dan menyuruhnya membacakan surat keputusan itu di hadapan kaum muslimin di masjid.
Baca Juga: Pandangan Ubadah bin Shamit tentang Umar dan Mu’awiyah
Protes Abdurrahman terhadap Mu’awiyah
Marwan melaksanakan perintah itu. Tetapi, sebelum ia menyelesaikan bacaannya, Abdurrahman bin Abu Bakar berdiri, mengubah keheningan itu menjadi protes keras. la berkata, “Demi Allah, rupanya bukan kebebasan memilih yang kau berikan kepada umat Nabi Muhammad saw. Kau hendak menjadikannya kerajaan seperti di Romawi, sehingga bila seorang kaisar meninggal tampillah kaisar lain sebagai penggantinya.”
Menurut Abdurrahman, ada bahaya besar yang sedang mengancam Islam jika rencana Mu’awiyah terlaksana.
Mengubah hukum Islam dalam pemilihan kepala pemerintahan, yang semula dipilih rakyat menjadi pengangkatan secara monarki. Kaum muslimin akan diperintah oleh raja-raja yang mewarisi tahta secara turun-temurun.
Protes keras Abdurrahman mendapat dukungan dari segolongan kaum muslimin yang dipimpin oleh Husain bin Ali, Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Umar.
Di kemudian hari, ada keadaan yang memaksa Husain, Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Umar tidak mengomentari tindakan Mu’awiyah yang dengan tangan besi mengangkat anaknya sebagai Khalifah pengganti.
Sementara Abdurrahman bin Abu Bakar tidak henti-hentinya menyuarakan tidak sahnya pengangkatan ini.
Mu’awiyah mengirim utusan untuk memberikan uang sejumlah 100 ribu dirham kepada Abdurrahman dengan tujuan melunakkan sikapnya.
Akan tetapi, Abdurrahman menolak pemberian itu dan berkata kepada utusan Mu’awiyah, “Kembali kepadanya dan katakan bahwa Abdurrahman tidak akan menjual agamanya dengan dunia.”
Beberapa waktu kemudian, ketika diketahui Mu’awiyah sedang dalam perjalanan menuju kota Madinah, Abdurrahman segera meninggalkan kota Madinah dan pergi menuju kota Mekah.
Dan rupanya, Allah ingin menghindarkan Abdurrahman dari akibat buruk yang akan diterimanya dari sikapnya yang vokal itu.
Sebelum sampai di Mekah, ia singgah di perkampungan perbatasan kota Mekah. Di sinilah ia wafat, Ruhnya kembali kepada Allah lalu dimakamkan di daerah yang agak tinggi di kota Mekah.
la dikuburkan di tanah yang menjadi saksi kejahiliahannya dan menjadi saksi keislamannya.
Dialah seorang muslim yang jujur, merdeka dan pemberani. [Cms]
Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Itihsom