BISA saja peristiwa ini Allah Ta’ala jadikan di tempat lain, tapi ternyata tidak. Dipilihnya Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha sebagai lokasi peristiwa Isra dan Mi’raj, menunjukkan keistimewaan dua Masjid ini.
Masjid Tertua yang Ada di Muka Bumi
Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلَ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً
“Wahai Rasulullah, masjid apa yang dibangun pertama kali di muka bumi?” Beliau menjawab: “Masjidil Haram.” Aku (Abu Dzar) berkata: “lalu apa lagi?” Beliau menjawab: “Masjidil Aqsha.” Aku bertanya lagi: “berapa lama jarak keduanya?” Beliau menjawab: “empat puluh tahun.” (HR. Bukhari No. 3186, Muslim No. 520).
Masjid yang Menjadi Tujuan Utama Perjalanan
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
“Janganlah bertekad kuat untuk melakukan perjalanan kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari No. 1132, 1139, Muslim No. 1338).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Perjalanan Isra Mi’raj, Berikut Keutamaan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha
Baca juga: Hukum Memperingati Hari Besar Islam Isra Mi’raj
Masjid Sebagai Arah Kiblat Shalat Umat Islam sedunia
Masjid Al-Aqsha menjadi kiblat shalat umat Islam selama kurang lebih 16 atau 17 bulan setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berhijrah ke Madinah.
Pada masa itu, kaum Muslimin menghadap ke arah Masjid Al-Aqsha ketika melaksanakan shalat.
Perubahan arah kiblat dari Masjid Al-Aqsha ke Ka’bah di Makkah terjadi pada bulan Sya’ban tahun ke-2 Hijriyah, berdasarkan perintah Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ
“Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit. Maka sungguh Kami akan memalingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” (QS. Al-Baqarah: 144).
Setelah ayat ini turun, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sedang shalat berjamaah di Masjid Bani Salamah memindahkan arah kiblat ke Ka’bah di tengah-tengah shalat.
Masjid itu kemudian dikenal sebagai Masjid Qiblatain (Masjid Dua Kiblat).
Oleh karena itu, masa Masjid Al-Aqsha menjadi kiblat shalat adalah sekitar 1 tahun 4 bulan atau 1 tahun 5 bulan.
Sederet keutamaan ini menjadikan sangat logis umat Islam menjadikan masalah penjajahan atas Al Aqsha adalah Qadhi yah Markaziyah (persoalan sentral) umat Islam.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah