DUA KOTA Suci, Makkah dan Madinah, adalah area tertutup bagi non-Muslim. Penyusupan nonmuslim ke Makkah yang terjadi beberapa waktu lalu, sebenarnya sangat jarang terjadi.
Makkah dan Madinah dilarang dimasuki oleh nonmuslim, baik secara agama maupun undang-undang yang berlaku di Kerajaan Arab Saudi saat ini.
Dalam tulisan berjudul FORBIDDEN FOR NON MUSLIM, penulis buku Journey to the Light Uttiek Herlambang mengungkapkan bahwa otoritas Arab Saudi menangkap seorang warganya yang diduga membantu jurnalis Gil Tamary dari Israel’s Channel 13 untuk menyelinap masuk ke Makkah.
Pada Senin (18/7), Tamary mengunggah melalui akun Twitter berupa video dirinya menyelinap keliling Makkah.
Padahal, itu melanggar aturan tentang larangan warga non Muslim memasuki dua Kota Suci, Makkah dan Madinah.
Atas ulah Tamary yang memegang paspor Amerika Serikat (AS), kepolisian Kerajaan Arab Saudi menangkap warga yang memfasilitasi perjalanan Tamary pada Jumat (22/7). [Republika, 23/7]
Kelakuan Tamary ini tidak hanya mengundang kecaman dari netizen dan kemarahan Muslim di dunia. Namun juga dari Menteri Kerja Sama Regional Israel Esawi Freij,
“Saya minta maaf itu adalah hal yang bodoh untuk dilakukan dan dibanggakan. Itu tidak bertanggung jawab dan merusak untuk menyiarkan laporan ini hanya demi rating. Tindakan ini berbahaya bagi kerja sama dengan negara teluk,” ucapnya.
Dua Kota Suci, Makkah dan Madinah, adalah area tertutup bagi non Muslim. Baik secara agama maupun undang-undang yang berlaku di Kerajaan Arab Saudi saat ini.
Larangan itu jelas tertampang di setiap perbatasan dan pintu masuk menuju Makkah dan Madinah.
Bagi pelaku dan orang-orang yang terlibat di dalamnya bila tertangkap hukumannya sangat berat, seperti deportasi dan larangan masuk Arab Saudi seumur hidup, ditambah dengan denda besar dan hukuman cambuk.
Penyusupan itu sudah diantisipasi dengan sengajanya dibangun jalan tol mulai 50 mil jauhnya dari Makkah, sehingga pemeriksaan di check poin perbatasan lebih mudah dilakukan.
Ada banyak pos pemeriksaan menuju Makkah dan Madinah. Biasanya, petugas keamanan akan mengeluarkan orang yang diragukan dari kendaraannya dan mengajukan banyak pertanyaan serta berbagai pemeriksaan.
Sampai tahun 2016, setidaknya ada 9 pos pemeriksaan masuk dan keluar dari Makkah-Madinah dan daerah di sekitarnya untuk memastikan orang tanpa izin tidak bisa masuk.
Bagaimana solusinya bagi non Muslim kalau harus menuju kota yang melintasi dua Kota Suci dengan menggunakan transportasi darat?
Penyusupan Nonmuslim ke Makkah
Baca Juga: Tips Aman Naik Taksi di Mekah dan Madinah
View this post on Instagram
Ternyata pemerintah Saudi sudah menentukan rutenya.
Di perbatasan Jeddah (yang terbuka untuk umum), WNA non muslim bisa mengambil rute ke utara sampai ke Tabuk atau ke selatan melalui Taif ke Asir tanpa melewati Makkah.
Selain pencegahan di perbatasan, urusan visa bagi WNA yang akan memasuki dua Kota Suci itu pun tak mudah. Saat pengajuan visa harus dicantumkan tempat-tempat mana saja yang akan dikunjungi selama di wilayah kerajaan Arab Saudi.
Secara acak petugas keamanan akan melakukan sweeping bila ada keraguan keislaman WNA yang memasuki dua Kota Suci dengan meminta sertifikat/surat jaminan dari Imam yang telah ditunjuk.
Insiden seperti yang dilakukan Tamary ini sebenarnya sangat jarang terjadi.
Para penyusup biasanya akan berpura-pura masuk Islam dan telah memiliki pengetahuan tentang Islam supaya lolos saat dilakukan pemeriksaan.
Seperti yang pernah dilakukan Snouck Hurgronje yang dikirim pemerintah Hindia Belanda untuk menyelidiki tentang Islam dan umat Islam.
Saat berada di Tanah Suci, ia mengaku beragama Islam dan memakai nama Abdul Gafar serta menikahi seorang wanita Muslim.
Larangan memasuki kota Makkah bagi non Muslim tertuang dalam QS Taubah: 28, yang turun pada tahun ke-9 Hijriyah.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini.
“Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Sedang larangan masuk Madinah setelah pengusiran besar-besaran Yahudi Bani Nadhir, Bani Qainuqa, dan Bani Quraidhah, tertuang dalam sejumlah hadist.
“Keluarkan orang-orang musyrik dari Jazirah Arab, berikanlah hadiah kepada para utusan sebagaimana dahulu aku memberikan hadiah kepada mereka.” [HR Bukhari, Muslim]
Para ulama berselisih pendapat dengan apa maksud dari kata-kata “Jazirah Arab” namun mereka bersepakat bahwa Kota Madinah termasuk di dalamnya.
Apa yang dilakukan Tamary ini harusnya menjadi pelajaran bagi kita. Jangan sampai Makkah dan Madinah dinistakan seperti yang mereka lakukan di Baitul Maqdis, Palestina hari ini.[ind]